HUBUNGAN DISIPLIN BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR
Sabtu, 20 Juli 2013
Minggu, 09 Juni 2013
SKRIPSI HJ JAINAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal itu, pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pendidikan juga salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan.
Proses belajar (pendidikan) adalah proses yang mana seseorang diajarkan untuk bersikap setia dan taat dan juga pikirannya dibina dan dikembangkan. Pendidikan bagi bangsa yang sedang berkembang seperti bangsa Indonesia saat ini merupakan kebutuhan mutlak yang harus dikembangkan sejalan dengan tuntunan pembangunan secara tahap demi tahap.
Berhasil tidaknya proses belajar mengajar (pendidikan) tergantung dari faktor-faktor dan kondisi yang mempengaruhi proses belajar mengajar. Faktor dan kondisi yang mempengaruhi proses belajar sesungguhnya banyak sekali macamnya, baik ada pada diri siswa sebagai pelajar, pada guru sebagai pengajar, metode mengajar, bahan materi pelajaran harus diterima siswa, maupun sarana dan prasarana.
Disiplin merupakan upaya untuk membuat orang berada pada jalur sikap dan perilaku yang sudah ditetapkan pada individu oleh orang tua. Pendidikan disiplin merupakan suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk menanamkan pola perilaku tertentu, kebiasaan-kebiasaan tertentu, atau membentuk manusia dengan ciri-ciri tertentu, terutama untuk meningkatkan kualitas mental dan moral (Sukadji, 2002).
Proses belajar yang baik adalah proses belajar yang  bisa memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran yang diajarkan. Sikap disiplin dalam belajar sangat diperlukan untuk terwujudnya suatu proses belajar yang baik. Sikap disiplin dalam belajar akan lebih mengasah ketrampilan dan daya ingat siswa terhadap materi yang telah diberikan, karena siswa belajar menurut kesadarannya sendiri serta siswa akan selalu termotivasi untuk selalu belajar, sehingga pada akhirnya siswa akan lebih mudah dalam mengerjakan soal-soal dari materi yang diberikan.
Belajar dengan disiplin yang terarah dapat menghindarkan diri dari rasa malas dan menimbulkan kegairahan siswa dalam belajar, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan daya kemampuan belajar siswa. Disiplin adalah kunci sukses dan keberhasilan. Dengan disiplin seseorang menjadi yakin bahwa disiplin akan membawa manfaat yang dibuktikan dengan tindakannya. Setelah berprilaku disiplin, seseorang akan dapat merasakan bahwa disiplin itu pahit tetapi buahnya manis. Disiplin memberikan manfaat yang besar dalam diri seseorang. Sepintas bila kita mendengar kata disiplin maka yang selalu terbayang usaha untuk menyekat, mengawal dan menahan. Padahal tidak demikian, sebab disiplin bermakna melatih, mendidik dan mengatur atau hidup teratur. Artinya kata disiplin itu tidak terkandung makna sekatan, tetapi juga latihan. Untuk itulah kedisiplinan sangat diperlukan dalam usaha meningkatkan suatu kehidupan yang teratur dan meningkatkan prestasi dalam belajar karena sifatnya yang mengatur dan mendidik. Dari kebanyakan orang-orang sukses rasanya tidak ada diantara mereka yang tidak berdisiplin, kedisiplinan yang tertanam dalam setiap kegiatan mereka yang membawa kesuksesan.
Hasil pengamatan penulis  dan pengalaman guru yang mengasuh siswa dalam pembelajaran IPS di SMAN 2 Persiapan Loa Janan, terlihat masih rendahnya kompetensi yang dicapai oleh siswa kelas XI. Rendahnya kompetensi ditandai dengan prestasi belajar yang belum mencapai standar yang ditetapkan yakni kriteria ketuntasan minimal siswa yaitu 70. Dari hasil penilaian prestasi belajar IPS kelas XI  yang dilakukan oleh guru mata pelajaran IPS di SMAN 2 Persiapan Loa Janan, menunjukkan bahwa rata rata nilai prestasi belajar (Nilai rapor) siswa kelas XI  khususnya pada pelajaran IPS berada dibawah standar ketuntasan minimal yaitu masih terdapat 40 % siswa tidak tuntas. 
Prestasi belajar  siswa yang rendah dikontribusi oleh berbagai faktor. Secara umum ada dua faktor yang mengkontribusi prestasi belajar siswa dalam belajar, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal yang berasal dari dalam diri siswa seperti kesehatan, inteligensi, bakat, minat, motivasi, disiplin, dan cara belajar, sedangkan faktor yang berasal dari luar seperti keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan sekitar. Diduga faktor yang menyebabkan rendahnya prestasi  belajar siswa kelas XI SMAN 2 Peresiapan Loa Janan pada pelajaran IPS adalah rendahnya kedisiplinan belajar siswa dalam melaksanakan pembelajaran. Fenomena, ini terlihat; (1) Siswa kurang disiplin selama pelaksanaan pembelajaran dengan mencari kesibukan masing masing,; (2) rendahnya kesadaran siswa dalam melaksanakan tugas- tugas yang diberikan; (3) kurangnya ketaatan siswa terhadap aturan aturan yang lelah ditetapkan; (4) Kurangnya tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis merasa perlu untuk mengkaji dan membahas permasalahan tentang hal hal yang berkaitan dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMAN 2 Persiapan Loa Janan dalam pelajaran IPS dengan mengangkat judul penelitian “Hubungan Antara Disiplin Belajar Dengan Prestasi Belajar Bidang Studi IPS pada Siswa Kelas XI SMAN 2 Persiapan Loa Janan Tahun Pembelajaran 2009/2010”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar bidang studi IPS pada Siswa Kelas XI SMAN 2 Persiapan Loa Janan Tahun Pembelajaran 2009/2010 ?”. 
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar bidang studi IPS pada Siswa Kelas XI SMAN 2 Persiapan Loa Janan Tahun Pembelajaran 2009/2010.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai hubungan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar sehingga dapat memberikan masukan pada sekolah, guru dan  siswa.. 
Adapunn manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Bagi siswa dengan adanya informasi ini dapat memotivasi mereka untuk lebih disiplin lagi dalam belajar, sehingga mereka memiliki prestasi yang memuaskan
2) Bagi guru dengan adanya informasi ini, maka guru dapat menanamkan kedisiplinan belajar kepada peserta didiknya agar dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
3) Bagi Sekolah sebagai nilai tambah dan perbaikan dalam  proses pembelajaran selanjutnya
E. Sistematika Penulisan 
Adapun sistematika penulisan adalah sebagai berikut :
Bab 1 Pendahuluan
Bagian pendahuluan berisi tentang alasan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab 2 Dasar Teori 
Bagian ini berisi tentang dasar teori  mengenai disiplin belajar, prestasi belajar , Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar, Definisi Konseptual 
Bab 3 Metode Penelitian
Bagian ini berisi tentang, Jenis Penelitian, Definisi OperasionalPopulasi dan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian, Alat Pengukur Data,  Teknik  pengumpulan data, dan Teknik analisis data
Bab 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan berisi tentang gambaran umum tempat Penelitian, dan Deskripsi data 
Bab 5 Analisis data dan Pembahasan 
Bab 6  Penutup berisi kesimpulan dan saran
BAB II
DASAR TEORI
A. Disiplin Belajar
1. Pengertian  Disiplin Belajar
Kata disiplin berasal dari bahasa latin disibel yang berarti pengikut. Seiring dengan perkembangan zaman, kata tersebut mengalami perubahan menjadi discipline yang artinya kepatuhan atau yang menyangkut tata tertib. 
Komaruddin dalam Zoni (2007) menyatakan bahwa disiplin adalah suatu keadaan yang menunjukkan suasana tertib dan teratur yang dihasilkan oleh orang orang yang berada di bawah naungan organisasi karena peraturan peraturan yang berlaku dihormati dan ditaati. 
Alex dalam Rohana (2004) mengemukakan disiplin adalah suatus sikap tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari organisasi, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. 
Ekosiswoyo dan Rachman (2000:97), disiplin hakikatnya adalah pernyataan sikap mental individu maupun masyarakat yang mencerminkan rasa ketaatan, kepatuhan, yang didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah suatu sikap dan perbuatan untuk selalu tepat waktu, patuh, taat, sadar dan bertanggungjawab serta menjalankan aturan aturan yang berlaku dalam suatu organisasi sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan baik secara tertulis maupun tidak tertulis.
Disiplin belajar pada dasarnya merupakan suatu perluasan dari disiplin yang dikaitkan dengan tugas seorang individu dalam pekerjaannya. Ali dalam Lily (1995) menyatakan disiplin belajar adalah suatu keadaan dimana sesuatu dalam keadaan tertib dan teratur dari semestinya. 
Disiplin belajar merupakan suatu ketaatan seseorang dalam menghargai maupun menghormati waktu, tanggungjawab yang telah diberikan baik secara tertulis maupun tidak tertulis yang ditetapkan suatu lembaga/organisasi dalam mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Indikator disiplin belajar yang akan diuraikan dalam permasalahan ini meliputi aspek: (1) ketepatan waktu, (2) ketaatan, dan (3) tanggungjawab.
a) Ketepatan waktu
Slameto (2005) menjelaskan bahwa siswa yang berdisiplin tinggi, maka siswa tersebut selalu tepat waktu, selalu taat pada tata tertib. Alex dalam Rohana (2004) mengemukakan bahwa adanya keterlambatan seseorang dalam melaksanakan kegiatannya di luar kebiasaan dapat menunjukan indikasi disiplin kerja yang disebabkan oleh karena kemalasan, bila kemalasan seseorang berlarut larut akan mengakibatkan disiplin kerja menurun. Hal ini dapat dilihat dari aspek; tepat waktu dalam belajar, mengerjakan tugas, mengerjakan latihan baik disekolah maupun dirumah, masuk dan keluar kelas, keluar masuk pekarangan sekolah.
b) Ketaatan
Enco (2005) ketaatan adalah kesanggupan seorang untuk mentaati segala ketetapan, peraturan perundang undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku, mentaati perintah yang diberikan orang yang berwenang, serta kesanggupan untuk tidak melanggar larangan yang telah ditetapkan, baik secara tertulis maupun tidak tertulis. 
Alex dalam Rohana (2004) mengemukakan bahwa ketaatan merupakan suatu yang penting dalam menegakkan disiplin, adanya pelanggaran pelanggaran terhadap disiplin maka pekerjaan tidak akan dapat terlaksana sebagaimana mestinya. Oleh karena itu seorang siswa yang taat akan dapat dilihat dari aspek: taat kepada peraturan atau tatatertib sekolah, taat terhadap tatatertib di kelas maupun di ruang praktik.
c) Tanggungjawab
Masalah tanggungjawab merupakan syarat utama dalam pencapaian tujuan suatu kegiatan. Siswanto dalam Zoni (2007) menjelaskan tanggungjawab dapat dilihat dari sikap serta kesadaran yang tinggi dan menunjukkan rasa tanggungjawab yang besar terhadap pekerjaannya. 
Alex dalam Rohana (2004) mengemukakan bahwa seseorang yang bertanggungjawab di dalam suatu kegiatan, maka orang tersebut akan melaksanakan pekerjaaannya sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkannya. Seorang siswa yang bertanggungjawab akan dapat lihat dari; bertanggungjawab melaksanakan tugas yang diberikan, bertanggungjawab terhadap kewajibannya, bertanggungjawab terhadap pemakaian alat atau barang baik diruang praktik maupun dikelas.
Dapat disimpulkan bahwa siswa yang berdisiplin baik dapat dilihat dari indikator; (1) ketepatan waktu, (2) ketaatan, dan (3) tanggungjawab melaksanakan pembelajaran  IPS pada SMAN 2 Persiapan Loa Janan.
2. Fungsi Disiplin 
Berdisiplin akan membuat seorang siswa memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik, juga merupakan suatu proses ke arah pembentukan watak yang baik. 
Fungsi disiplin menurut Tulus Tu’u (2004:38) adalah:
1)    menata kehidupan bersama,
Disiplin berguna untuk menyadarkan seseorang bahwa dirinya perlu menghargai orang lain dengan cara menaati dan mematuhi peraturan yang berlaku, sehingga tidak akan merugikan pihak lain dan hubungan dengan sesama menjadi baik dan lancar.
2)    membangun kepribadian,
Pertumbuhan kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Disiplin yang diterapkan di masing-masing lingkungan tersebut memberi dampak bagi pertumbuhan kepribadian yang baik. Oleh karena itu, dengan disiplin seseorang akan terbiasa mengikuti , mematuhi aturan yang berlaku dan kebiasaan itu lama kelamaan masuk ke dalam dirinya serta berperan dalam membangun kepribadian yang baik. 
3)    melatih kepribadian,
Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin terbentuk melalui latihan. Demikian juga dengan kepribadian yang tertib, teratur dan patuh perlu dibiasakan dan dilatih.
4)    pemaksaan,
Disiplin dapat terjadi karena adanya penaksaan dan tekanan dari luar, misalnya ketika seorang siswa yang kurang disiplin masuk ke satu sekolah yang berdisiplin baik, terpaksa harus mematuhi tata tertib yang ada di sekolah tersebut.
5)    hukuman,
Tata tertib biasanya berisi hal-hal positif dan sanksi atau hukuman bagi yang melanggar tata tertib tersebut.
6)    menciptakan lingkungan yang kondusif,
Disiplin sekolah berfungsi mendukung terlaksananya proses dan kegiatan pendidikan agar berjalan lancar dan memberi pengaruh bagi terciptanya sekolah sebagai lingkungan pendidikan yang kondusif bagi kegiatan pembelajaran.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Belajar
Terdapat beberapa faktor atau sumber yang dapat menyebabkan timbulnya masalah-masalah yang dapat mengganggu terpeliharanya disiplin. 
Menurut Ekosiswoyo dan Rachman (2000:100-105), contoh-contoh sumber pelanggaran disiplin antara lain:
1. Dari sekolah ;
a) tipe kepemimpinan guru atau sekolah yang otoriter yang senantiasa mendiktekan kehendaknya tanpa memperhatikan kedaulatan siswa. Perbuatan seperti itu mengakibatkan siswa menjadi berpura-pura patuh, apatis atau sebaliknya. Hal itu akan menjadikan siswa agresif, yaitu ingin berontak terhadap kekangan dan perlakuan yang tidak manusiawi yang mereka terima,
b) guru yang membiarkan siswa berbuat salah, lebih mementingkan mata pelajaran daripada siswanya,
c) lingkungan sekolah seperti: hari-hari pertama dan hari-hari akhir sekolah (akan libur atau sesudah libur), pergantian pelajaran, pergantian guru, jadwal yang kaku atau jadwal aktivitas sekolah yang kurang cermat, suasana yang gaduh, dll
2.   Dari keluarga;:
a. lingkungan rumah atau keluarga, seperti kurang perhatian, ketidak teraturan, pertengkaran, masa bodoh, tekanan, dan sibuk urusannya masing-masing,
b. lingkungan atau situasi tempat tinggal, seperti lingkungan kriminal, lingkungan bising, dan lingkungan minuman keras,
Sedangkan Sofchah Sulistyowati (2001:3) menyebutkan agar seorang pelajar dapat belajar dengan  baik ia harus bersikap disiplin, terutama disiplin dalam hal-hal sebagai berikut:
a. disiplin dalam menepati jadwal belajar,
b. disiplin dalam mengatasi semua godaan yang akan menunda-nunda waktu belajar,
c. disiplin terhadap diri sendiri untuk dapat menumbuhkan kemauan dan semangat belajar baik di sekolah seperti menaati tata tertib, maupun disiplin di rumah seperti teratur dalam belajar,
d. disiplin dalam menjaga kondisi fisik agar selalu sehat dan fit dengan cara makan yang teratur dan bergizi serta berolahraga secara teratur,
B. Prestasi  Belajar 
1. Pengertian  Prestasi Belajar
Dalam proses pendidikan prestasi dapat diartikan sebagai hasil dari proses belajar mengajar yakni, penguasaan, perubahan emosional, atau perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu (Abdullah, 2008)
Prestasi belajar adalah hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan kegiatan belajar yang diberikan berdasarkan atas pengukuran tertentu (Ilyas, 2008).
Prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang dianggap penting yang diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta, dan rasa maupun yang berdimensi karsa (Syah M, 2006).
Jadi prestasi belajar adalah hasil belajar setelah mengikuti program pembelajaran yang dinyatakan dengan skor atau nilai. Pengukuran akan pencapaian prestasi belajar siswa dalam pendidikan formal telah ditetapkan dalam jangka waktu yang bersifat caturwulan dan sering disebut dengan istilah mid semester (UTS) dan ujian akhir semester (UAS), tetapi dalam prestasi belajar diharapkan adalah peningkatan yang dilakukan dalam materi yang diajarkan.
.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Slameto (2003) dan Suryabrata (2002) secara garis besarnya faktor- faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar dapat dikelompokkan atas :
a. Faktor Internal
Faktor yang menyangkut seluruh pribadi termasuk kondisi fisik maupun mental
atau psikis. Faktor internal ini sering disebut faktor instrinsik yang meliputi kondisi fisiologi dan kondisi psikologis yang mencakup minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan lain-lain.
1) Kondisi Fisiologis Secara Umum
Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar seseorang. Orang yang ada dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang ada dalam keadaan lelah. Anak-anak yang kekurangan gizi ternyata kemampuannya berada dibawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi. Anak- anak yang kurang gizi mudah lelah, mudah mengantuk, dan tidak mudah menerima pelajaran.
2) Kondisi Psikologis
Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologi. Oleh karena itu semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang. Itu berarti belajar bukanlah berdiri sendiri, terlepas dari faktor lain seperti faktor dari luar dan faktor dari dalam. Faktor psikologis sebagai faktor dari dalam tentu saja merupakan hal yang utama dalam menentukan intensitas belajar seorang anak. Meski faktor luar mendukung, tetapi faktor psikologis tidak mendukung maka faktor luar itu akan kurang signifikan. Oleh karena itu minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampukan-kemampuan kognitif adalah faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa (Djamara:2008)
3) Kondisi Panca Indera
Disamping kondisi fisiologis umum, hal yang tak kalah pentingnya adalah kondisi panca indera terutama penglihatan dan pendengaran. Sebagian besar yang dipelajari manusia dipelari menggunakan penglihatan dan pendengaran. Orang belajar dengan membaca, melihat contoh atau model, melakukan observasi, mengamati hasil eksperimen, mendengarkan keterangan guru dan orang lain, mendengarkan ceramah,dan lain sebagainya.
4) Intelegensi/Kecerdasan
Intelegensi adalah suatu kemampuan umum dari seseorang untuk belajar dan memecahkan suatu permasalahan. Jika intelegensi seseorang rendah bagaimanapun usaha yang dilakukan dalam kegiatan belajar, jika tidak ada bantuan orang tua atau pendidik niscaya usaha belajar tidak akan berhasil.
5) Bakat
Bakat merupakan kemampuan yang menonjol disuatu bidang tertentu misalnya bidang studi matematika atau bahasa asing. Bakat adalah suatu yang dibentuk dalam kurun waktu, sejumlah lahan dan merupakan perpaduan taraf intelegensi. Pada umumnya komponen intelegensi tertentu dipengaruhi oleh pendidikan dalam kelas, sekolah, dan minat subyek itu sendiri. Bakat yang dimiliki seseorang akan tetap tersembunyi bahkan lama-kelamaan akan menghilang apabila tidak mendapat kesempatan untuk berkembang.
6) Motivasi
Motivasi memegang peranan penting dalam memberikan gairah, semangat, dan rasa senang dalam belajar sehingga yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar. Mahasiswa yang mempunyai motivasi tinggi sangat sedikit yang tertinggal dalam belajarnya. Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi keberhasilan belajar. Karena itu motivasi belajar perlu diusahakan terutama yang berasal dari dalam diri (motivasi intrinsik) dengan cara senantiasa memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus untuk mencapai cita-cita. 
b. Faktor Eksternal
Faktor yang bersumber dari luar diri individu yang bersangkutan. Faktor ini sering disebut dengan faktor ekstrinsik yang meliputi segala sesuatu yang berasal dari luar diri individu yang dapat mempengaruhi prestasi belajarnya baik itu di lingkungan sosial maupun lingkungan lain (Djamara, 2008).
1)  Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu:
a) Lingkungan Alami
Lingkungan alami seperti keadaan suhu, kelembaban udara berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Belajar pada keadaan udara yang segar akan lebih baik hasilnya daripada belajar pada suhu udara yang lebih panas dan pengap.
b) Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial, baik yang berwujud manusia dan representasinya (wakilnya), walaupun yang berwujud hal yang lain langsung berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Seseorang yang sedang belajar memecahkan soal akan terganggu bila ada orang lain yang mondar-mandir di dekatnya atau keluar masuk kamar. Representasi manusia misalnya memotret, tulisan, dan rekaman suara juga berpengaruh terhadap hasil belajar.
2) Faktor Instrumental
Faktor-faktor instrumental adalah yang penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan yang telah dirancang.
Faktor-faktor ini dapat berupa :
a) Perangkat keras /hard ware misalnya gedung, perlengkapan belajar, alat-alat praktikum, dan sebagainya.
b) Perangkat lunak /soft ware seperti kurikulum, program, dan pedoman belajar lainnya.
C. Definisi Konseptional 
Untuk menghidari pengertian yang berbeda-beda penulis perlu menggunakan definisi konsep. ( WJS Poerwa darminta kamus umum bahasa indonesia, 2007: 611). Definisi konsep adalah rancangan atau buram, pendapat (paham); cita-cita dan sebagainya yang telah ada dalam pikiran.
Sehubungan dengan penelitian ini maka penulis memberikan batasan  definisi konsep sebagai berikut:
1. Disiplin belajar adalah suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan siswa untuk melakukan aktivitas belajar yang sesuai dengan keputusan-keputusan, peraturan-peraturan dan norma-norma yang telah ditetapkan bersama, baik persetujuan tertulis maupun tidak tertulis antara siswa dengan guru di sekolah maupun dengan orang tua. 
2. Prestasi Belajar IPS adalah hasil yang dicapai untuk menggambarkan prestasi belajar dalam mempelajari mata pelajaran IPS yang diperoleh di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk angka yang diambil dari nilai rapor pendidikan semester 1 dan semester II pada siswa kelas XI SMAN 2 Persiapan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara tahun pembelajaran 2009/2010.
D.    Hipotesis
Hipotesis adalah suatu kesimpulan yang bersifat sementara atau dugaan sementara yang mungkin benar dan mungkin salah. penolakan dan penerimaan hipotesis tergantung pada hasil-hasil penyelidikan terhadap fakta fakta yang di kumpulkan. WJS Poerwadarminta kamus umum bahasa Indonesia (2007: 420) mengemukakan bahwa hipotesis adalah sesusatu yang dianggap benar untuk alasan atau untuk mengutarakan pendapat meskipun kebenarannya belum dibuktikan.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah merupakan dugaan sementara  yang mungkin benar dan mungkin juga salah, sehingga perlu membuktikan kebenarannya melalui penelitian secara ilmiah. Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Ada hubungan antara disiplin belajar siswa dengan prestasi belajar IPS siswa kelas XI SMAN 2 persiapan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara tahun pembelajaran 2009/2010 ”.
BAB III
METODE  PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Berdasarkan  paradigma  penelitian yang dilaksanakan  ini, penelitian  tergolong  kedalam penelitian  kuantitatif  dengan pendekatan positivistik. artinya tujuan akhir  dari penlitian dan pengolahan datanya dimaksudkan  untuk pengujian  hipotesis hanya akan  dikenakan terhadap  sampel dan hasil akan digeneralisasikan  pada populasinya.
B.  Definisi Operasional
  Konsep yang terdahulu masih bersifat  sangat abstrak sehingga perlu dijabarkan lagi kedalam bentuk  kata yang dapat  diukur secara empiris atau diubah  menjadi definisi operasional.
  Dengan demikian  definisi operasional  merupakan petunjuk  bagi penelitian dalam pelakasanaan penelitian dan sekaligus  untuk mengukur  variabel yang akan  diteliti .
Yang dimaksud dengan variabel penelitian adalah “suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Dalam penelitian ini ada dua variable yang diteliti, yakni:
1. Disiplin Belajar 
Disiplin belajar dalam penelitian ini berkedudukan sebagai variabel bebas, yaitu variabel yang menjadi sebab timbulnya variable terikat.  Disiplin belajar merupakan suatu ketaatan seseorang dalam menghargai maupun menghormati waktu, tanggung jawab yang telah diberikan baik secara tertulis maupun tidak tertulis yang ditetapkan suatu lembaga pendidikan dalam mencapai tujuan lembaga tersebut.
Indikator disiplin belajar yang akan diuraikan dalam permasalahan ini meliputi aspek: (1) ketepatan waktu, (2) ketaatan, dan (3) tanggungjawab siswa dalam belajar.
a) Ketepatan waktu
Ketepatan waktu merupakan pencapaian waktu sesuai dengan apa yang telah ditetapkan. Hal ini dapat dilihat dari aspek: tepat waktu dalam belajar, mengerjakan tugas, mengerjakan latihan baik disekolah maupun dirumah, masuk dan keluar kelas, keluar masuk pekarangan sekolah.
b) Ketaatan
Kataatan adalah kesanggupan seseoarang untuk mematuhi peraturan baik secara tertulis maupun tidak tertulis, mematuhi perintah yang diberikan oleh guru maupun pihak sekolah serta kesanggupan untuk tidak melanggarnya. Oleh karena itu seorang siswa yang taat akan dapat dilihat dari aspek: taat kepada peraturan atau tata tertib sekolah, taat terhadap tata tertib di kelas maupun di ruang praktik.
c) Tanggungjawab Siswa dalam Belajar
Tanggungjawab merupakan kewajiban yang harus dipenuhi atau dilaksanakan. Seorang siswa yang bertanggungjawab akan dapat lihat dari aspek;bertanggungjawab melaksanakan tugas yang diberikan, bertanggungjawab terhadap kewajibannya, bertanggungjawab terhadap fasilitas disekolah  maupun dikelas.
2. Prestasi Belajar
Prestasi belajar  siswa diambil dari nilai rapor semester I dan II  pada siswa kelas XI  SMA Negeri 2 Persiapan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun Pembelajaran 2009/2010. Nilai tersebut dapat diperoleh  dari rekapitulasi  nilai yang  dimasukan  ke buku   raport. Dimana pengukuran  nilainya  dalam bentuk  angka
C. Waktu dan Tempat Penelitian
            Dalam penelitian ini penulis melaksanakan penelitian selama 1 bulan yaitu   dari 02 Januari sampai dengan 28 April 2009. Sedangkan dalam penelitian ini penulis menetapkan tempat  penelitian di  Kelas XI  SMA Negeri 2 Persiapan Loa Janan  Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun Pembelajaran 2009/2010.
D. Populasi dan Sampel
            Menurut  Sugiyono ( 2004:117) mengatakan bahwa populasi  adalah  “wilayah generalisasi  yang terdiri atas ; obyek/sunjek yang mempunyai kualitas  dan karakteristik  tertentu yang  ditetapkan  oleh peneliti untuk dipelajari  dan kemudian  ditarik kesimpulannya jadi populasi  bukan hanya  orang, tetapi  juga objek  dan benda-benda  alam yang lain. Populasi  juga bukan sekedar jumlah  yang ada pada subjek/objek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh  karakteristik atau sifat  yang dimiliki oleh subjek atau objek itu.
           Sedangkan sampel menurut Sugiyono (2004:118) adalah bagian  dari jumlah  dan karakteristik  yang dimiliki oleh populasi  tersebut. Bila populasi besar   dan peneliti  tidak mungkin  mempelajari  semua yang ada  pada populasi, misalnya karena  keterbatasan  sampel yang diambil  dari populasi itu. Apa  yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan  dapat diberlakukan  untuk populasi, untuk  itu sampel  yang diambil  dari populasi harus  betul-betul representative ( mewakili).
           Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/siswi  yang beraktivitas sebagai pelajar di SMAN 2 Persiapan Loa Janan  yang terlapor pada daftar bulanan  2009  yang berjumlah 21  orang siswa
          Adapun  populasi dalam  penelitian ini dapat digambarkan pada tabel sebagai berikut :
No Jumlah sesuai Jenis Kelamin Jumlah Populasi
1. Laki – Laki 10
2. Perempuan  11
Jumlah 21
Sumber  Data : Dokumentasi  SMA  Negeri 2 Persiapan Loa Janan 
             Sebagaimana  telah penulis  kemukakan  diatas,  bahwa jumlah populasi  yang ada di SMPN 2 Persiapan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara yaitu berjumlah 21 orang , mengingat jumlah  tersebut  dianggap cukup untuk dijadikan  responden  maka penulis mengambil  semua populasi  untuk dijadikan  responden dari seluruh  populasi  dengan menggunakan  sistem sensus atau sampling jenuh.
             Hal ini  sejalan dengan pendapat Sugiyono (2002: 124) mengatakan bahwa :  “Sampling jenuh adalah  teknik penentuan  sampel bila semua  anggota populasi  digunakan  sebagai sampel.”
             Berdasarkan pendapat tersebut  diatas, maka penulis tidak  mengambil  sampel dalam penelitian ini, melainkan semua populasi  penulis ambil untuk dijadikan  responden, dengan demikian berarti  jumlah responden  yang akan penulis  teliti nantinya yaitu 30 orang.
             Penentuan sampel jenuh tersebut  mengacu pada pendapat  Suharsimi Arikunto (2000:128) yang menyatakan bahwa :
              Bila  subyeknya  kurang dari 100 lebih baik diambil semuanya  sehingga penelitiannya populasi, jika jumlah  subyeknya  lebih dari 100 dapat diambil antara 10%-15% atau 29%-25% atau lebih, tergatung antara lain kemampuan  penelitian  dilihat dari waktu,  tenaga dan dana.
E. Alat  Pengukur Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan menggunakan metode skala, yaitu suatu metode pengambilan data di mana data-data yang diperlukan dalam penelitian diperoleh melalui pernyataan atau pertanyaan tertulis yang diajukan responden mengenai suatu hal yang disajikan dalam bentuk suatu daftar pertanyaan (Koentjaraningrat, 1994 : 173).
Dalam penelitian ini penulis menggunakan skala  Skala Likert.  Sugiyono (2008:134) mengatakan bahwa skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian ini, fenomena sosial yang menjadi variabel adalah tentang disiplin belajar.  Dengan skala likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indicator variabel. Kemudian indicator variabel tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.(Sugiyono : 134). 
Skala yang digunakan menggunakan lima alternatif jawaban yaitu: Sangat Sering (SR), Sering  (S), Cukup Sering (CR), dan Tidak Pernah (TP). Sesuai dengan model skala Likert maka untuk butir pernyataan positif diberi skor untuk jawaban  Sangat Sering (SR)=4, Sering  (S)=3, Cukup Sering  (CS)=2, dan Tidak Pernah (TP)=1, sedangkan untuk pernyataan negatif diberi skor Sangat Sering (SR)=1, Sering  (S)=2, Cukup Sering  (CS)=3, dan Tidak Pernah (TP)=4.
Skala Disiplin belajar siswa disusun dari 3 variabel utama, yaitu: (1) Ketepatan waktu , (2). Ketaatan (3) Tanggung jawab . Kemudian ketiga variabel tersebut di bagai dalam beberapa sub variable dan sub variable di bagi lagi dengan beberapa indicator yang dijabarkan ke dalam 30  item pernyataan, yang terdiri dari  item bersifat favorable (positif), dan  item bersifat unvaforable (negatif). Untuk distribusi item-item skala disiplin belajar  siswa, bisa dilihat pada blue print berikut:
 
Tabel 3.1  Blue print Skala Disiplin Belajar
Variabel Sub Variabel  Indikator No Item  Jumlah
Disiplin Belajar Ketepatan waktu 
 a. Belajar
b. Bertugas
c.  Latihan
d. Masuk kelas
e.  Keluar kelas
f.  Keluar masuk
    pekarangan 
    sekolah 1,2
3,4
5,6
7,8
9,10
11,12 2
2
2
2
2
2
 Ketaatan  a. Aturan
b. Perintah
c. Larangan
d. Kesepakatan 13,14,15
16,17,18
19,20
21,22 3
3
2
2
 Tanggung jawab
 a. Tugas
b. Kewajiban
c. Barang
d. Alat 23,24
25,26
27,28
29,30 2
2
2
2
Jumlah 30 
F. Teknik Pengumpulan Data
Dengan mempertimbangkan  jumlah populasi  dan sampel, serta spesifikasi  responden penelitian dan beragamnya  strata  atau tingkatan responden  yang akan memberikan respon, jawabannya pada pertanyaan-pertanyaan  penelitian  nantinya, untuk mempermudah  proses tersebut maka berikut ini akan dipaparkan  teknik-teknik yang digunakan dalam pengumpulan  data dan jenis  instrument  penelitiannya, antara lain, berupa :
1.   Metode Observasi  atau pengamatan ( Observation research), dimana dalam metode ini peneliti  mengadakan pengamatan  langsung dilapangan  untuk mencatat   gejala yang terdapat  pada objek  yang diteliti, metode  ini akan digunakan  dalam penelitian  awal atau penjajakan  untuk mengetahui  keadaan  awal dilapangan  yaitu  di lokasi  penelitian  SMAN 2 Persiapan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara, serta mengadakan  pencatatan  terhadap  data-data  yang diperlukan.
2. Penelitian Kepustakaan ( Library research ), peneliti  mengumpulkan  data-data  dengan mencari kelengkapan dasar  teori, pada perpustakaan umum Kabupaten Kutai Kartanegara, Perpustakaan Kampus Universitas Mulawarman serta Perpustakaan Propinsi  Kalimantan Timur.
3. Field  Work  Research yaitu  penelitian  dilakukan  dengan cara langsung  terjun langsung dilapangan  dengan menggunakan teknik :
 a.  Dokumen atau pemberkasan  ( Document Research ),  yaitu teknik pengumpulan  data yang terpilih  secara cermat  dengan memperhatikan  kemuktahiran  sehingga data  yang dikumpulkan memiliki tingkat validitas  yang tinggi, seperti dokumen  profil SMP Negeri 2 Persiapan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara.
 b.    Angket dengan menggunakan Skala Likert
Skala Likert menurut Djaali (2008:28) ialah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu gejala atau fenomena pendidikan.
Skala Likert  adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Nama skala ini diambil dari nama Rensis Likert, yang menerbitkan suatu laporan yang menjelaskan penggunaannya. Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala Likert, responden menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. 
G.   Pengolahan Data dan Analisis Data
1.    Teknik pengolahan data
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini penulis melakukan langkah langkah sebagai berikut :
a. Editing yaitu meneliti semua angket atau kuesioner satu persatu tentang kelengkapan pengisian dan kejelasannya.
Skoring yaitu memberi nilai pada setiap data jawaban yang ada dalam angket, yaitu pernyataan positif diberi skor untuk jawaban Sangat Sering (SS)=4, Sering  (S)=3, Cukup Sering (CS)=2, dan Tidak Pernah (TP)=1, sedangkan untuk pernyataan negatif diberi skor Sangat Sering (SS)=1, Sering (S)=2, Cukup Sering (CS)=3, dan Tidak Pernah (TP)=4.
2. Teknik Analisa Data
 Teknik analisa data yang digunakan penulis adalah teknik analisa data kuantitatif, yaitu analisa yang digunakan untuk menguji hubungan variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y), yaitu dengan menggunakan:
a.  Koefisien Korelasi Product Moment
Untuk mengetahui koefisien korelasi x terhadap variabel y digunakan analisis statistik  dengan menggunakan  pengukuran Koefisien Korelasi Angka kasar (Raw Score) Karl Pearson  dengan rumus sebagai berikut :
r xy =     ( Sugiyono,2004 )
Keterangan  :
rxy =   Koefisien  korelasi  antara variabel x dan variabel y, dua variabel yang di korelasikan (x = X-x˜) dan ( y=Y-y˜)
X = Nilai variabel disiplin belajar
Y = Nilai variabel prestasi belajar
  =  Jumlah perkalian  variable x   dan y
  = Jumlah kuadrat dari x
  = Jumlah kuadrat dari y
  = Jumlah nilai X kemudian dikuadratkan
 = Jumlah nilai y kemudian dikuadratkan
 n          =    Jumlah Responden
Untuk mengintepretasikan apakah antara variabel  X dan variabel  Y  ada hubungan, maka setelah didapat nilai korelasi  dikonsultasikan dengan (r) tabel sebagai berikut :
Tabel  3.2 Interpretasi Nilai Korelasi
Besarnya nilai   r Intepretasi
0,00 – 0,19
0,20 – 0,39
0,40 – 0,59
0,60 – 0,79
0,80 – 1,00
 Sangat rendah
Rendah 
Sedang 
Kuat 
Sangat kuat
b.  Pengujian hipotesis
Untuk menguji hipotesis, hubungan antara Problematika disiplin belajar  (X) dengan prestasi belajar siswa (Y), maka diadakan pengujian dengan rumus “t” yaitu:
 
Keterangan:
n = Jumlah sampel
r = Koefisien korelasi      
     
BAB    IV
HASIL PENELITIAN 
A. Gambaran Umum  SMAN  2 Persiapan Loa Janan 
1. Letak Geografis SMAN 2 Persiapan Loa Janan 
Berdasarkan pengamatan penelitian serta bersumber dari dokumen sekolah, SMAN 2 Persiapan Loa Janan  didirikan pada 27 September 2007  terletak di pinggir jalan Ex PT Cita, Rt:10 Rw:04 Desa Bakungan Kec. Loa Janan  kabupaten Kutai Kartanegara  provinsi Kalimantan Timur. Sekolah yang bernomor statistik 30.1.16.02.04.002 ini memiliki luas tanah sebesar: 29.992  m2  dan luas bangunan gedung sebesar : 494  m2 letaknya sangat strategis sebab berada di pusat desa Bakungan  
2. Keadaan Siswa, Guru Dan Pegawai  SMAN 2 Persiapan Loa Janan
a. Data Siswa tahun 2012
Berdasarakan data laporan bulanan Januari  2013  jumlah siswa pada SMA 2 Persiapan Loa Janan  adalah sebagai berikut  :
Tabel 4.1 Keadaan siswa Januari  2012 
No. Kelas Jenis Kelamin Jumlah
  laki-laki Perempuan 
1 X 13 15 28
2 XI 9 12 21
3 XII  16 15 31
JUMLAH 38 42 80
Sumber : Data Primer  2012
b. Data Guru  dan Pegawai Tahun 2012
Berdasarkan data terakhir pada laporan bulan jumlah keseluruhan guru di SMAN 2 Persiapan Loa Janan berjumlah 19  orang dengan data sebagaimana dalam tabel berikut:
Tabel 4.2  Rekapitulasi Keadaan Guru, Pegawai SMA 2 Persiapan Loa Janan  Bulan Januari  2012
No. Jenis Guru L/P PENDIDIKAN JUMLAH
   SLTA D-II D-III S-1 S2 
1. PNS  L      2 1 3
  P      2  2
2. GTT  L      5  5
  P       6  6
3. TU Honor Sekolah L  1      1
  P      1  1
4. Penjaga Sekolah L 1       1
  P         
JUMLAH  2    16 1 19
Sumber : Data Primer  2012
3. Keadaan Sarana dan Prasarana Sekolah
Tabel 4.3 Keadaan Sarana dan Prasarana Sekolah SMAN  2 Persiapan Loa Janan
No. Sarana dan Prasarana Jumlah Keterangan 
1 Ruang kepala sekolah  1 Baik
2  Ruang guru 1 Baik
3 Ruang Administrasi 1 Baik
4  Ruang belajar 10 Baik
5  Ruang perpustakaan 0 Baik
6  Ruang ketrampilan 1 Baik
7 Ruang UKS 1 Baik
8 Kursi murid/ Bangku murid 100 Baik
9 Meja murid 100 Baik
10 Meja Kepala sekolah 1 Baik
11 Kursi Kepala sekolah 1 Baik
12 Meja/ Kursi Guru 22 Baik
13 WC Guru 2 Baik
14 WC Murid 2 Baik
15  Rumah dinas 2 Baik
16 Kursi Tamu 4 Baik
17  Lemari Buku 9 Baik
18 LCD proyektor  2 Baik
19 Papan Tulis 10 Baik
20 Papan Absen kelas 10 Baik
21 Komputer 2 Baik
Sumber : Data Primer  2012
B.  Deskripsi Data
Salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan angket yang disebarkan pada responden berdasarkan sampel. Kemudian data yang diperoleh diolah dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dengan menggunakan rumus :
 
P : Prosentase yang dicari
F : Frekuensi
N : Number of cases
Hasil angket dimasukkan dalam tabulasi yang merupakan proses mengubah data dan instrumen pengumpulan data (angket) menjadi tabel-tabel angka (prosentase), dapat dilihat pada tabel-tabel berikut :
a. Ketepatan Waktu
1) Pada saat pendidik menjelaskan materi pelajaran, saya selalu menyimak dengan sungguh-sungguh.
Jawaban  Siswa Frekwensi %
Sangat Sering 2 9.52
Sering 10 47.62
Cukup Sering 9 42.86
Tidak Pernah 0 0.00
Jumlah 21 100.00
Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan  Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 57,14  % sangat sering dan sering  saat pendidik menjelaskan materi pelajaran, selalu menyimak dengan sungguh-sungguh dan 42,86  cukup sering. Hal ini menunjukan bahwa 57,14 siswa  menyimak dengan sungguh saat pendidik menjelaskan materi.
2) Mengikuti pelajaran yang diberikan oleh pendidik setiap hari 
Jawaban  Siswa Frekwensi %
Sangat Sering 2 9.52
Sering 13 61.90
Cukup Sering 4 19.05
Tidak Pernah 2 9.52
Jumlah 21 100.00
Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan  Disiplin Belajar dengan Prestasi  Belajar
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 71,42 % sangat sering dan sering  mengikuti pelajaran yang diberikan oleh pendidik setiap hari  dan 19,05 %  cukup sering  dan 9,52 % tidak pernah. Hal ini menunjukan  bahwa 71,42 % siswa mengikuti pelajaran yang diberikan oleh pendidik setiap hari. Dan sisanya bermasalah  dalam mengikuti pelajaran yang diberikan oleh pendidik setiap hari.
3) Mengerjakan tugas yang diberikan oleh pendidik dan mengumpulkannya tepat waktu
Jawaban  Siswa Frekwensi %
Sangat Sering 3 14.29
Sering 10 47.62
Cukup Sering 7 33.33
Tidak Pernah 1 4.76
Jumlah 21 100.00
Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan  Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 61,91 % siswa menyatakan sangat sering dan sering menyatakan mengerjakan tugas dan mengumpulkan dengan tepat waktu. Hal ini menunjukan  bahwa 71,42 % siswa mengerjakan tugas dan mengumpulkan dengan tepat waktu. Dan sisanya bermasalah  dalam mengerjakan tugas dan mengumpulkan dengan tepat waktu.
4) Pada saat mengerjakan tugas secara kelompok, saya sering berperan aktif dalam penyelesaian
Jawaban  Siswa Frekwensi %
Sangat Sering 3 14.29
Sering 9 42.86
Cukup Sering 9 42.86
Tidak Pernah 0 0.00
Jumlah 21 100.00
Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan  Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 57,15 % siswa menyatakan saat mengerjakan tugas secara kelompok, sering berperan aktif dalam penyelesaian. Hal ini menunjukan  bahwa 57,15 % siswa mengerjakan tugas dan mengumpulkan dengan tepat waktu. Dan 42,86 bermasalah  dalam mengerjakan tugas dan mengumpulkan dengan tepat waktu.
5) Mengerjakan soal latihan tepat waktu
Jawaban  Siswa Frekwensi %
Sangat Sering 6 28.57
Sering 4 19.05
Cukup Sering 10 47.62
Tidak Pernah 1 4.76
Jumlah 21 100.00
Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan  Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 57,15 % siswa menyatakan saat mengerjakan tugas secara kelompok, sering berperan aktif dalam penyelesaian. Hal ini menunjukan  bahwa 57,15 % siswa mengerjakan tugas dan mengumpulkan dengan tepat waktu. Dan 42,86 bermasalah  dalam mengerjakan tugas dan mengumpulkan dengan tepat waktu.
6) Saya tidak pernah mengerjakan soal latihan
Jawaban  Siswa Frekwensi %
Sangat Sering 4 19.05
Sering 3 14.29
Cukup Sering 8 38.10
Tidak Pernah 6 28.57
Jumlah 21 100.00
Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan  Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 33,34 % siswa menyatakan  sering dan sangat sering tidak mengerjakan soal latihan dan 38,10 cukup sering . Hal ini menunjukan  bahwa 71,44  % bermasalah dalam mengerjakan soal latihan. Dan 28,56 tidak  bermasalah  dalam mengerjakan soal latihan.
7) Saya tidak pernah terlambat hadir kesekolah
Jawaban  Siswa Frekwensi %
Sangat Sering 5 23.81
Sering 5 23.81
Cukup Sering 10 47.62
Tidak Pernah 1 4.76
Jumlah 21 100.00
Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan  Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 47,62 % siswa menyatakan sangat sering dan sering menyatakan tidak pernah hadir terlambat. Hal ini menunjukan  bahwa 47,62 % siswa tidak pernah hadir terlambat. Dan sisanya bermasalah  dalam kehadiran
8) Saya berangkat kesekolah pagi-pagi sekali dari rumah agar tidak terlambat
Jawaban  Siswa Frekwensi %
Sangat Sering 1 4.76
Sering 9 42.86
Cukup Sering 8 38.10
Tidak Pernah 3 14.29
Jumlah 21 100.00
Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan  Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 57,15 % siswa menyatakan  sangat sering dan sering kesekolah pagi-pagi sekali dari rumah agar tidak terlambat. Hal ini menunjukan  bahwa 57,15 % siswa kesekolah pagi-pagi sekali dari rumah agar tidak terlambat. Dan 42,85 bermasalah  dengan keberangkatan kesekolah.
9) Saat pembelajaran berlangsung saya tidak pernah keluar kelas untuk melakukan hal yang tidak berguna untuk pelajaran
Jawaban  Siswa Frekwensi %
Sangat Sering 5 23.81
Sering 8 38.10
Cukup Sering 8 38.10
Tidak Pernah 0 0.00
Jumlah 21 100.00
Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan  Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 61,91 % siswa saat pembelajaran berlangsung saya tidak pernah keluar kelas untuk melakukan hal yang tidak berguna untuk pelajaran . Hal ini menunjukan  bahwa 61,91 % siswa tidak pernah keluar kelas untuk melakukan hal yang tidak berguna untuk pelajaran. Dan 38,09 bermasalah  dengan saat pembelajaran.
10) Ketika pembelajaran yang tidak saya sukai saya sering mencari alasan untuk keluar dari ruang kelas 
Jawaban  Siswa Frekwensi %
Sangat Sering 0 0.00
Sering 9 42.86
Cukup Sering 5 23.81
Tidak Pernah 7 33.33
Jumlah 21 100.00
Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan  Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 42,86 % siswa menyatakan  sering  mencari alasan untuk keluar dari ruang kelas dan 23,81  cukup sering. Hal ini menunjukan  bahwa 66,67 % bermasalah dalam mencari alasan untuk keluar dari ruang kelas. Dan 33,33 tidak  bermasalah  dalam mencari alasan untuk keluar dari ruang kelas.
11) Meminta ijin kepada guru piket ketika ingin meninggalkan sekolah
Jawaban  Siswa Frekwensi %
Sangat Sering 5 23.81
Sering 9 42.86
Cukup Sering 7 33.33
Tidak Pernah 0 0.00
Jumlah 21 100.00
Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan  Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 66,67 % siswa menyatakan  sangat sering dan sering meminta ijin kepada guru piket ketika ingin meninggalkan sekolah. Hal ini menunjukan  bahwa 66,67 % meminta ijin kepada guru piket ketika ingin meninggalkan sekolah,. Dan 33,33 bermasalah  dengan ketika ingin meninggalkan sekolah.
12) Melompat jendela atau pagar sekolah
Jawaban  Siswa Frekwensi %
Sangat Sering 0 0.00
Sering 9 42.86
Cukup Sering 7 33.33
Tidak Pernah 5 23.81
Jumlah 21 100.00
Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan  Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 42,86 % siswa menyatakan bahwa sering melompat jendela atau pagar sekolah dan 33,33% cukup sering,  Hal ini menunjukan bahwa  76,19 % suka melompat jendela dan pagar sekolah dan hanya 23,81 yang tidak melakukannya.
b. Ketaatan 
13) Memakai seragam sekolah sesuai peraturan sekolah
Jawaban  Siswa Frekwensi %
Sangat Sering 7 33.33
Sering 8 38.10
Cukup Sering 6 28.57
Tidak Pernah 0 0.00
Jumlah 21 100.00
Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan  Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 71,43 % siswa menyatakan bahwa sangat sering dan sering memakai seragam sekolah sesuai peraturan sekolah, 28,57 %  cukup sering. Hal ini menunjukan bahwa 71,43 % memakai sergam sekolah sesuai peraturan dan sisanya  sebaliknya
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa 28,57  % siswa bermasalah dengan memakai  seragam sekolah  dan 71,43 % tidak bermasalah.
14)  Meninggalkan pelajaran tanpa ijin guru bersangkutan 
Jawaban  Siswa Frekwensi %
Sangat Sering 0 0.00
Sering 6 28.57
Cukup Sering 7 33.33
Tidak Pernah 8 38.10
Jumlah 21 100.00
Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan  Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 28,57 % siswa menyatakan bahwa sering meninggalkan pelajaran tanpa ijin guru dan 33,33 % cukup sering  dan 38,10 % siswa tidak meninggalkan pelajaran tanpa ijin guru
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa 61,90 % siswa bermasalah meninggalkan pelajaran dan 38,10 % tidak bermasalah.
15) Memakai gelang, anting, kalung atau aksesoris lainnya (bagi siswa putra) Memakai perhiasan /aksesoris/bersolek secara berlebihan, memakai gelang kaki, tintik lebih sepasang (bagi siswa putri)
Jawaban  Siswa Frekwensi %
Sangat Sering 0 0.00
Sering 7 33.33
Cukup Sering 8 38.10
Tidak Pernah 6 28.57
Jumlah 21 100.00
Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan  Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 33,33 % siswa menyatakan sering memakai aksesoris berlebihan dan 38,10 % cukup sering. Dan 28,57 % siswa tidak pernah  Hal ini menunjukan bahwa   hanya 28,57 % yang tidak memakai aksesoris berlebihan dan 71, 43 % siswa bermasalah dalam memakai pakaian dan asesoris yang berlebihan.
16) Membawa bacaan, gambar atau video porno
Jawaban  Siswa Frekwensi %
Sangat Sering 4 19.05
Sering 3 14.29
Cukup Sering 12 57.14
Tidak Pernah 2 9.52
Jumlah 21 100.00
Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan  Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 33,34 % siswa menyatakan bahwa sangat sering dan sering membawa bacaan, gambar atau video porno dan 57,14 cukup sering. Hal ini menunjukan hanya 9,52  % siswa yang tidak membawa bacaan, gambar atau video porno. 
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa 90,48 % siswa bermasalah dan 9,52 % tidak bermasalah.
17) Membuang sampah tidak pada tempatnya 
Jawaban  Siswa Frekwensi %
Sangat Sering 1 4.76
Sering 6 28.57
Cukup Sering 11 52.38
Tidak Pernah 3 14.29
Jumlah 21 100.00
Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan  Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 33,33 % siswa menyatakan bahwa sangat sering dan sering membuang sampah tidak pada tempatnya, 32, 38  % cukup sering . Hal ini menunjukan  65,71 % siswa membuang sampah tidakpada tempatnya dan 14,29 membuang sampah pada tempatnya.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa 65,71 % siswa bermasalah dan 14,29  % tidak bermasalah.
18) Mengotori kelas/lingkungan sekolah
Jawaban  Siswa Frekwensi %
Sangat Sering 3 14.29
Sering 6 28.57
Cukup Sering 6 28.57
Tidak Pernah 6 28.57
Jumlah 21 100.00
Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan  Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 42,86 % siswa menyatakan bahwa sangat sering dan sering mengotori kelas/linglungan sekolah, 28,57  % cukup sering. Hal ini menunjukan 71,43 % siswa mengotori kelas/lingkungan sekolah  dan hanya 28,57  tidak mengotori kelas/sekolah.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa 71,43 % siswa bermasalah dan 28,57  % tidak bermasalah.
19) Menyontek saat ulangan/ujian 
Jawaban  Siswa Frekwensi %
Sangat Sering 2 9.52
Sering 7 33.33
Cukup Sering 8 38.10
Tidak Pernah 4 19.05
Jumlah 21 100.00
Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan  Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 42,85 % siswa menyatakan bahwa sangat sering dan sering menyontek saat ulangan/ujian, dan 38,10 % cukup sering. Hal ini menunjukan 80,95 % siswa menyontek saat ulangan /ujian  dan hanya 19,05   tidak menyontek.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa 80,95 % siswa bermasalah dan 19,05  % tidak bermasalah.
20) Berpakaian tidak semestinya (rok terlalu pendek,panjang celana tidak sesuai ketentuan) 
Jawaban  Siswa Frekwensi %
Sangat Sering 2 9.52
Sering 6 28.57
Cukup Sering 10 47.62
Tidak Pernah 3 14.29
Jumlah 21 100.00
Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan  Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 38,09 % siswa menyatakan bahwa sangat sering dan sering berpakaian tidak semestinya, dan 47,62 % cukup sering. Hal ini menunjukan 86,71 % berpakaian tidak semestinya  dan hanya 14,29   berpakaian semestinya.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa 86,71 % siswa bermasalah dan 14,29  % tidak bermasalah.
21) Mengikuti upacara bendera setiap pelaksanaan upacara
Jawaban  Siswa Frekwensi %
Sangat Sering 4 19.05
Sering 8 38.10
Cukup Sering 7 33.33
Tidak Pernah 2 9.52
Jumlah 21 100.00
Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan  Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 57,15 % siswa menyatakan bahwa sangat sering dan sering mengikuti upacara bendera dan 33,33 % cukup sering dan hanya 9,52 tidak mengikuti upacara bendera 
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa 57,15 % siswa tidak bermasalah dan  sisanya bermasalah.
22) Berpakaian seragam tanpa atribut,tidak lengkap
Jawaban  Siswa Frekwensi %
Sangat Sering 1 4.76
Sering 13 61.90
Cukup Sering 4 19.05
Tidak Pernah 3 14.29
Jumlah 21 100.00
Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan  Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 66,66 % siswa menyatakan bahwa sangat sering dan sering berpakaian seragam tanpa atribut, tidak lengkap, dan 19,05 % cukup sering. Hal ini menunjukan 85,71 % berpakaian seragam tanpa atribut  dan hanya 14,29   berpakaian seragam dengan atribut lengkap.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa 85,71 % siswa bermasalah dan 14,29  % tidak bermasalah.
c. Tanggung Jawab
23) Melalaikan tugas jumat bersih/jumat sehat/pembinaan wali kelas  
Jawaban  Siswa Frekwensi %
Sangat Sering 1 4.76
Sering 6 28.57
Cukup Sering 8 38.10
Tidak Pernah 6 28.57
Jumlah 21 100.00
Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan  Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 33,33 % siswa menyatakan bahwa sangat sering dan sering melalaikan tugas Jum’at bersih dan 38,10 % cukup sering. Hal ini menunjukan 71,43 % melalaikan tugas   dan hanya 28,57%   tidak melalaikan tugas Jum’at bersih.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa 71,43 % siswa bermasalah dan 28,57  % tidak bermasalah.
24) Tidak melaksanakan tugas piket
Jawaban  Siswa Frekwensi %
Sangat Sering 1 4.76
Sering 9 42.86
Cukup Sering 6 28.57
Tidak Pernah 5 23.81
Jumlah 21 100.00
Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan  Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 47,62 % siswa menyatakan bahwa sangat sering dan sering tidak melaksanakan tugas piket dan 28,57  % cukup sering. Hal ini menunjukan 47,62 % tidak melaksanakan tugas piket   dan hanya 23,81%   melaksanakan tugas piket.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa 71,43 % siswa bermasalah dan 28,57  % tidak bermasalah.
25) Tidak hadir tanpa keterengan 
Jawaban  Siswa Frekwensi %
Sangat Sering 0 0.00
Sering 6 28.57
Cukup Sering 6 28.57
Tidak Pernah 9 42.86
Jumlah 21 100.00
Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan  Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 28,57 % siswa menyatakan bahwa sering tidak hadir tanpa keterangan dan 28,57  % cukup sering.  Hal ini menunjukan 57,14 % pernah hadir tanpa keterangan   dan  42,86 %   tidak hadir dengan keterangan.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa 57,14 % siswa bermasalah dan 42,86  % tidak bermasalah.
26) Berbicara sopan pada kepala sekolah,guru,karyawan dan teman  
Jawaban  Siswa Frekwensi %
Sangat Sering 0 0.00
Sering 9 42.86
Cukup Sering 8 38.10
Tidak Pernah 4 19.05
Jumlah 21 100.00
Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan  Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 42,86 % siswa menyatakan bahwa sering berbicara sopan dan 38,10 cukup sering. Hal ini menunjukan  bahwa 80,96 pernah berbicara sopan dan 19,05 % tidak berbicara sopan
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa 19,05 % siswa bermasalah dan 80,96  % tidak bermasalah.
27) Lalai mengembalikan barang milik sekolah
Jawaban  Siswa Frekwensi %
Sangat Sering 0 0.00
Sering 9 42.86
Cukup Sering 8 38.10
Tidak Pernah 4 19.05
Jumlah 21 100.00
Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan  Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 42,86 % siswa menyatakan bahwa sering lalai mengembalikan barang milik sekolah, 38,10 % cukup sering dan 19,05 % tidak pernah . Hal ini menunjukan bahwa 80,56 % siswa pernah melalaikan mengembalikan barang sekolah dan 19.05 tidak pernah
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa 80,56 % siswa bermasalah dan 19,05 % tidak bermasalah.
28) Merusak fasilitas sekolah, mencoret-coret tembok dilingkungan sekolah  
Jawaban  Siswa Frekwensi %
Sangat Sering 0 0.00
Sering 10 47.62
Cukup Sering 7 33.33
Tidak Pernah 4 19.05
Jumlah 21 100.00
Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan  Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 47,62 % siswa menyatakan bahwa sering merusak fasilitas sekolah, mencoret tembok,  33,33 % cukup sering dan 19,05 % tidak pernah. Hal ini menunjukan bahwa 80,56 % siswa pernah merusak fasilitas sekolah, mencoret tembok dan 19.05 tidak pernah
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa 80,56 % siswa bermasalah dan 19,05 % tidak bermasalah.
29) Mengambil alat pembelajaran tanpa ijin
Jawaban  Siswa Frekwensi %
Sangat Sering 2 9.52
Sering 7 33.33
Cukup Sering 9 42.86
Tidak Pernah 3 14.29
Jumlah 21 100.00
Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan  Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 42,85 % siswa menyatakan bahwa sangat sering dan sering mengambil alat pembelajaran tanpa izin, 44,86  % cukup sering dan 14, 29 % tidak pernah.  Hal ini menunjukan bahwa 87,71 % siswa pernah mengambil alat pembelajaran tanpa izin dan 14,29 tidak pernah
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa 87,71 % siswa bermasalah dan 14,29 % tidak bermasalah.
30) Merawat dan memelihara alat pembelajaran dengan baik 
Jawaban  Siswa Frekwensi %
Sangat Sering 2 9.52
Sering 14 66.67
Cukup Sering 5 23.81
Tidak Pernah 0 0.00
Jumlah 21 100.00
Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan  Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 76,19 % siswa menyatakan bahwa merawat dan memelihara alat pembelajaran dengan baik, 23.81  % cukup sering  sedangkan yang tidak pernah tidak ada
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa seluruh siswa memeilihara dan merawat alat pembelajaran dengan baik.
BAB V
ANALISIS  DAN PEMBAHASAN 
A. Analisis  Data
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil angket yang  diperoleh dari hasil penyebaran angket terhadap 21 siswa kelas XII SMA Negeri 2 Persiapan Loa Janan  yang berisi pertanyaan tentang disiplin belajar. Angket yang diberikan sebanyak 30 soal. Skor paling tinggi 4 dan skor paling rendah yaitu 1. Jadi skor tertinggi adalah 30 x 4 = 120  dan skor terendah 30 x 1 = 30. Karena jumlah sampel pada penelitian ini adalah 21 siswa sehingga jumlah skor paling tinggi pada setiap soal 21 x 4  =84. Untuk menganalisa setiap indikator  disiplin belajar,  peneliti menghitung  mengambil nilai porsentase rata-rata dari tiap pernyataan siswa dengan menggunakan skala porsentase seperti pada tabel 4.4
Tabel 4,4 Skala prosentase
No Prosentase (%) Penafsiran
1 60 % – 99 % Sebagian Besar
2. 51% – 59% Lebih dari setengahnya
3. 50% Setengahnya
4
5. 40% – 49%
1% - 39 % Hampir setengahnya
Sebagian kecil
Data hasil angket di bagi dalam beberapa indikator disiplin belajar dengan jumlah soal yang berbeda untuk indikator ketepatan waktu terdiri dari 12 item soal, ketaatan terdiri dari 10 item soal, tanggung jawab  8 item soal. Dari beberapa indikator tersebut di rincikan dengan membuat rata-rata dari setiap item pernyataan dan di tarik kesimpulan untuk mengetahui seberapa banyak porsentase siswa yang memiliki masalah dan tidak bermasalah  terhadap disiplin belajar  yang dinilai dari jawaban angket, untuk mengetahui hal tersebut peneliti membuat tabel perbandingan sebagai berikut:
Tabel 4.5 Perbandingan porsentase siswa yang bermasalah dan tidak bermasalah dengan Disiplin Belajar. 
Variabel Sub Variabel % rata-rata Siswa bermasalah Penafsiran % rata-rata Siswa tidak  bermasalah Penafsiran
Disiplin Belajar Ketepatan Waktu 47.23 Hampir setengahnya 52.77 Lebih dari setengah
 Ketaatan 70.44 Sebagian Besar 29.56 Sebagian Kecil
 Tanggung Jawab 59.52 Lebih dari setengah 40.48 Hampir setengahnya
Rata-Rata 59.06 Lebih dari setengah 40.94 Hampir setengahnya
Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan  Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar
1. Analisis Nilai Rata-rata  Porsentase  
Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat diambil beberapa kesimpulan yang berhubungan dengan beberapa nilai rata-rata beberapa  indikator disiplin belajar sebagai berikut: 
a. Permasalahan kedisiplinan belajar yang berhubungan dengan ketepatan waktu  pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 Persiapan  Loa Janana kabupaten Kutai Kartanegara  diperoleh kesimpulan bahwa hampir  setengahnya  siswa atau 47,23 %  siswa mengalami masalah terhadap kedisiplinan belajar  yang berhubungan dengan ketepatan waktu.  
b. Permasalahan kedisiplinan belajar yang berhubungan dengan ketaatan  pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 Persiapan  Loa Janana kabupaten Kutai Kartanegara  diperoleh kesimpulan bahwa sebagian besar  siswa atau 70,44 %  siswa mengalami masalah terhadap kedisiplinan belajar  yang berhubungan dengan ketaatan
c. Permasalahan kedisiplinan belajar yang berhubungan dengan tanggung jawab  pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 Persiapan  Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara  diperoleh kesimpulan bahwa  lebih dari setengahnya  siswa atau 59,52 %  siswa mengalami masalah terhadap kedisiplinan belajar  yang berhubungan dengan tanggung jawab.
Dari rata-rata beberapa  indikator disiplin belajar akan dijadikan acuan untuk mengambil kesimpulan tentang kedisiplinan belajar siswa kelas XI SMA Negeri 2 Persiapan  Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara secara keseluruhan berada pada porsentase rata-rata 59,06 atau lebih dari setengahnya siswa bermasalah terhadapan kedisiplinan belajar.
2. Hubungan Disiplin Belajar  dengan Prestasi Belajar 
Data tentang hubungan disiplin belajar dan prestasi belajar , diperoleh dengan angket yang dibagikan kepada 21 siswa kelas XI SMA Negeri  2 Persiapan  Loa Janan  Kabupaten Kutai Kartanegara yang merupakan sampel dari penelitian ini, kemudian di isi berdasarkan pernyataan siswa, untuk mengetahui  seberapa besar hubungan disiplin belajar dengan prestasi  belajar siswa. Data Disiplin belajar diperoleh dari skor rata-rata indikator disiplin belajar. Data tersebut dapat terlihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel   4.6  Data Hasil Angket Siswa 
No. RESPONDEN DISIPLIN BELAJAR
  
1 R1 70.83
2 R2 69.17
3 R3 70.00
4 R4 75.00
5 R5 73.33
6 R6 65.83
7 R7 67.50
8 R8 69.17
9 R9 55.00
10 R10 65.83
11 R11 66.67
12 R12 76.67
13 R13 63.33
14 R14 70.00
15 R15 69.17
16 R16 67.50
17 R17 66.67
18 R18 68.33
19 R19 68.33
20 R20 75.83
21 R21 62.50
RATA-RATA 68.41
Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan  Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar
Berdasarkan data di atas diketahui bahwa disiplin belajar  siswa dengan skor rata-rata 68,41 yang diperoleh dari nilai komulatif 30  pernyataan yang di jawab oleh siswa pada soal angket. Berdasarkan hasil perhitungan data angket yang disebarkan kepada 21 siswa  itu, diperoleh skor yang jumlahnya berada diantara 55,00 -76,67 , dengan skor tertinggi 76,67 dan terendah 55,00 
Berdasar analisis dari tabel diatas diketahui bahwa kriteria skor rata-rata disiplin belajar siswa 68,51 sehingga bisa dikemukakan bahwa kedisiplinan belajar di SMAN 2 Persiapan Loa Janan  kelas XI cukup baik. Hasil penilaian skor  cukup baik tersebut diambil dari kriteria sebagai berikut : skor 76  - 100  = baik , skor 51 - 75  = cukup baik , skor 26  - 50  = kurang , skor 0  - 25  = tidak baik.
Tabel 4.7 Prestasi Belajar Siswa kelas XI  SMA Negeri 2 Persiapan Loa Janan      Kabupaten Kutai Kartanegara  Tahun Pelajaran 2009/2010
NO. RESPONDEN PRESTASI BELAJAR
  
1 R1 72.00
2 R2 73.00
3 R3 72.00
4 R4 77.00
5 R5 74.00
6 R6 68.00
7 R7 69.00
8 R8 70.00
9 R9 60.00
10 R10 65.00
11 R11 68.00
12 R12 79.00
13 R13 67.00
14 R14 72.00
15 R15 72.00
16 R16 70.00
17 R17 69.00
18 R18 71.00
19 R19 70.00
20 R20 75.00
21 R21 65.00
RATA-RATA 70.38
Sumber Data : Nilai raport  siswa semester I
Berdasarkan data di atas diketahui bahwa prestasi belajar  siswa dengan skor rata-rata 70,38 yang diperoleh dari nilai rapor semester I, diperoleh nilai  yang jumlahnya berada diantara 65,00 -79,00 , dengan skor tertinggi 79 dan terendah 65.  Berdasar analisis dari tabel diatas diketahui bahwa kriteria nilai  rata-rata prestasi belajar siswa 70,38 sehingga bisa dikemukakan bahwa prestasi belajar di SMAN 2 Persiapan Loa Janan  kelas XI cukup baik
3. Analisis Korelasi
              Untuk mengetahui besarnya hubungan  disiplin belajar dengan prestasi belajar siswa SMA Negeri 2 Persiapan Loa Janan , Penulis menggunakan rumus rumus product moment  angka kasar (Raw Score) dari Karl Pearson  dengan rumus sebagai berikut:
r xy =   
 Keterangan :
rxy        = Tingkat korelasi product moment
X           = Variabel bebas ( disiplin belajar)
Yaitu hasil dari rata-rata indikator disiplin belajar  yang di ambil dari  angket siswa
Y       = Varibel terikat (prestasi  belajar siswa) Yaitu besarnya prestasi belajar siswa disekolah, diambil dari nilai raport semester I 
Untuk membantu memudah kan menganalisa  data sesuai variabel yang ada dalam rumus tersebut dan menjawab rumusan masalah dan tujuan yang ditetapkan dalam penelitian ini  yaitu apakah ada hubungan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar bidang studi IPS pada Siswa Kelas XI SMAN 2 Persiapan Loa Janan Tahun Pembelajaran 2009/2010 maka digunakan tabel Hitung  tentang Hubungan Disiplin belajar (X) Dengan Prestasi Belajar Siswa (Y)  siswa kelas  VI SMA Negeri 2 Persiapan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai berikut :
Tabel 4.8    Tabel Hitung  tentang Hubungan Disiplin belajar (X) Dengan Prestasi Belajar Siswa (Y)  siswa kelas  VI SMA Negeri 2 Persiapan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara
No. Nama Siswa X Y XY X² Y²
1 R.01 70.83 72 5099.8 5016.9 5184.0
2 R.02 69.17 73 5049.4 4784.5 5329.0
3 R.03 70 72 5040.0 4900.0 5184.0
4 R.04 75 77 5775.0 5625.0 5929.0
5 R.05 73.33 74 5426.4 5377.3 5476.0
6 R.06 65.83 68 4476.4 4333.6 4624.0
7 R.07 67.5 69 4657.5 4556.3 4761.0
8 R.08 69.17 70 4841.9 4784.5 4900.0
9 R.09 55 60 3300.0 3025.0 3600.0
10 R.10 65.83 65 4279.0 4333.6 4225.0
11 R.11 66.67 68 4533.6 4444.9 4624.0
12 R.12 76.67 79 6056.9 5878.3 6241.0
13 R.13 63.33 67 4243.1 4010.7 4489.0
14 R.14 70 72 5040.0 4900.0 5184.0
15 R.15 69.17 72 4980.2 4784.5 5184.0
16 R.16 67.5 70 4725.0 4556.3 4900.0
17 R.17 66.67 69 4600.2 4444.9 4761.0
18 R.18 68.33 71 4851.4 4669.0 5041.0
19 R.19 68.33 70 4783.1 4669.0 4900.0
20 R.20 75.83 75 5687.3 5750.2 5625.0
21 R.21 62.5 65 4062.5 3906.3 4225.0
∑ = N=21 1436.7 1478.0 101508.7 98750.4946 104386
Sumber :    Data (X) dari tabel  4.4  Hasil angket siswa dan data (Y) dari tabel 4.5       Nilai Raport semester I.
r xy =   
r xy =   
=   
            =    
            =   0,796
   
Berdasarkan nilai korelasi diatas dapat diambil kesimpulan adanya  korelasi positif sebesar  0,796  antara  disiplin belajar  dan prestasi belajar  dengan pengertian semakin tinggi disiplin belajar  pada siswa  akan semakin tinggi  prestasi belajarnya. Adanya disiplin siswa akan memberikan dampak yang positif terhadap prestasi belajar. Dalam artian disiplin siswa yang tinggi akan dapat menghasilkan prestasi belajar yang optimal, sebab semakin tinggi ketepatan waktu ketaatan siswa menaati semua peraturan dan norma-norma yang berlaku di sekolah serta tanggung jawab siswa maka akan semakin baik prestasi belajar yang diperolehnya.
4. Pengujian Signifikansi Korelasi Sederhana
Untuk mengetahui apakah hasil perhitungan korelasi sederhana signifikan atau tidak, maka diperlukan uji signifikansi dengan uji t, adapun rumusnya adalah 
 
Keterangan:
th  =   Uji Signifikansi
n  =   Jumlah sampel
r  =   Koefisien korelasi      
th  >  t t =   Korelasi signifikan 
th  <  t t     =   Korelasi tidak signifikan
Bila diterapkan pada hasil perhitungan korelasi di atas, hasilnya adalah :
Uji signifikansi :  r   =   0.796
 
 
 
 =7,694
 Kemudian t hitung( th ) tersebut dibandingkan dengan t tabel ( tt ), hasilnya menunjukan bahwa korelasi tersebut signifikan karena th lebih besar dari  tt (7,694>2.048)  dengan derajat kebebasan 19 (n-2)  (nilai t tabel dapat dilihat dalam daftar tabel t)
Berdasarkan perbandingan angka  t tabel didapat  t tabel = 2.048. harga t hitung = 7,694 > t tabel maka ho  ditolak, ha diterima kesimpulan terdapat hubungan positif yang  kuat dan signifikan antara disiplin belajar  dan prestasi belajar  sebesar=0,796 
B.   Pembahasan 
1,   Hasil Angket
a. Disiplin Belajar
Dari rata-rata porsentase beberapa  indikator disiplin belajar akan dijadikan acuan untuk mengambil kesimpulan tentang Hubungan disiplin belajar dengan prestasi belajar pada 21 siswa kelas  XI SMA Negeri 2 Persiapan Loa Janan  Kabupaten Kutai Kartanegara adapun indikator disiplin belajar yang ditemui dari hasil angket siswa kelas XI SMA Negeri 2 Persiapan Loa Janan  adalah sebagai berikut:
1. Permasalahan kedisiplinan belajar yang berhubungan dengan ketepatan waktu  pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 Persiapan  Loa Janan  kabupaten Kutai Kartanegara  diperoleh kesimpulan bahwa hampir  setengahnya  siswa atau 47,23 %  siswa mengalami masalah terhadap kedisiplinan belajar  yang berhubungan dengan ketepatan waktu melihat hasil angket perlu adanya binaan dan perbaikan terhadap siswa
2. Permasalahan kedisiplinan belajar yang berhubungan dengan ketaatan  pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 Persiapan  Loa Janana kabupaten Kutai Kartanegara  diperoleh kesimpulan bahwa sebagian besar  siswa atau 70,44 %  siswa mengalami masalah terhadap kedisiplinan belajar  yang berhubungan dengan ketaatan. Melihat hasil angket tentang ketaatan siswa  yang sebagian besar siswa di kategori bermasalah terhadap ketaatan hal ini perlu di lakukan tindakan perbaikan secepatnya
3. Permasalahan kedisiplinan belajar yang berhubungan dengan tanggung jawab  pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 Persiapan  Loa Janan kabupaten Kutai Kartanegara  diperoleh kesimpulan bahwa  lebih dari setengahnya  siswa atau 59,52 %  siswa mengalami masalah terhadap kedisiplinan belajar  yang berhubungan dengan tanggung jawab. Melihat hasil angket tentang indikator  tanggung jawab perlu dilakukan tindakan perbaikan
Secara  keseluruhan dari berbagai indikator disiplin belajar yang diperoleh dari hasil angket 30 pernyataan yang  porsentase berdasarkan kesamaan pernyataan dari 21 siswa kelas XI SMA Negeri 2 Persiapan Loa Janan diperoleh 59,52  % atau lebih dari setengah dari siswa yang dinyatakan memiliki masalah terhadap disiplin belajar  yang perlu dibina atau diperbaiki.
Berdasarkan hasil angket  menunjukan disiplin belajar siswa kelas XI SMA Negeri 2 Persiapan Loa Janan perlu dilakukan penangan khusus karena disiplin belajar memiliki hubungan yang kuat dengan prestasi belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat  Sofchah Sulistyowati (2001:3) menyebutkan agar seorang pelajar dapat belajar dengan  baik ia harus bersikap disiplin. 
b. Hubungan Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar
Dari perhitungan nilai korelasi dan Uji signifikansi telah diperoleh rxy sebesar 0,796. Jika diperhatikan, maka Angka Indeks Korelasi yang telah diperoleh tidak bertanda negatif. Ini berarti korelasi antara variabel X (disiplin belajarl) dengan variabel Y (prestasi belajar) terdapat hubungan yang searah; dengan istilah lain : terdapat korelasi yang positif diantara kedua variabel tersebut. Apabila dilihat besarnya rxy yang diperoleh ini, yaitu : 0,796  ternyata terletak antara 0,60 – 0,79. dapat dinyatakan bahwa korelasi antara variabel X dan variabel Y ialah korelasi yang tergolong kuat . Dengan demikian secara sederhana dapat penulis berikan interpretasi terhadap rxy tersebut, yaitu bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara variabel X dan variabel Y.             
             Dengan demikian hipotesis dari penelitian ini yaitu” Ada hubungan   antara disiplin belajar dengan prestasi belajar siswa  kelas XI SMA Negeri 2 Persiapan Loa Janan Kutai Kabupaten Kartanegara Tahun Pembelajaran 2009/2010. ”. Dapat terbukti kebenarannya sehingga hipotesis ini dapat diterima.
BAB   VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
           Berdasarkan analisa dan kesimpulan yang telah dilakukan, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Siswa kelas XI SMA Negeri 2 Persiapan Loa Janan sebanyak 59,52 % atau lebih dari setengah dari siswa dinyatakan mengalami masalah terhadap disiplin belajar  yang perlu diperbaiki atau dibina.
2. Prestasi belajar  siswa kelas XI SMA Negeri 2 Persiapan Loa Janan berdasarkan  nilai rata-rata raport  yaitu 70,38 dengan porsentase ketuntasan belajar 61, 90 % tuntas  dan  38, 10 tidak tuntas (tidak mencapai standar KKM ≥ 70)
3. Terdapat korelasi yang positif yang signifikan antara disiplin belajar  dengan prestasi belajar siswa dengan kriteria korelasi  kuat atau dengan istilah lain semakin baik disiplin belajar siswa  maka akan semakin tinggi prestasi belajar siswa.
.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas peneliti mengemukakan beberapa saran sebagai berikut :
1. Disiplin dalam belajar sangat diperlukan agar tujuan pembelajaran bisa tercapai maksimal. Pihak sekolah dalam penelitian ini SMA Negeri 2 persiapan Loa janan  disarankan untuk selalu meningkatkan kedisiplinan siswa dalam belajar di sekolah
2. Untuk para guru, karena sekolah merupakan lembaga pendidikan setelah keluarga hendaklah memperhatikan perkembangan siswa terutama yang mempunyai prestasi rendah atau mempunyai kesulitan dalam belajar sebab banyak hal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa termasuk disiplin belajar.
3. Disiplin belajar yang baik berperan dalam meningkatkan prestasi belajar, karena itu disarankan kepada siswa untuk dapat memiliki kedisiplinan belajar yang baik seperti, dalam ketepatan waktu mengikuti mata pelajaran, mengerjakan tugas, serius dalam proses belajar dan aktifitas lainnya, ketaatan dalam mengikuti peraturan serta rasa tanggung jawab semua itu dilakukan tanpa rasa berat, bosan dan malas tetapi sudah merupakan kebutuhan 
4. Untuk peneliti selanjutnya, dalam penelitian ini ada beberapa kekurangan seperti hanya terdapat dua variabel dan jumlah sampel. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan sampel yang lebih banyak dan meneliti variabel-variabel lain yang berhubungan dengan  prestasi belajar siswa
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Bahri, Djamarah. (2002).Psikologi Belajar.Jakarta : Rineka Cipta
Bahri, Djamarah. (2002).Strategi Belajar Mengajar.Jakarta : Rineka Cipta
Budiningsih, C Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran.Jakarta : Rineka Cipta
Dalyono. (2009). Psikologi Pendidikan.Jakarta : Rineka Cipta
Enco. (2005). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya
Muhibbin, Syah. (2000). Psikologi Pendidikan dengan Suatu Pendekatan baru. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Nurhadi   2004.  Psikologi  Pendidikan. Bandung  :  Remaja  Rosda   Karya
Purwanto . 2004. Psikologi   Pendidikan . Bandung    : Remaja   Rosda   Karya.
Riduwan. (2005). Dasar-Dasar Statistika.Bandung : Alfabeta
Slamento (2003). Bimbingan di Sekolah. Jakarta: Bina Aksara.
Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Rosdakarya
Sugiono. (2008).Statistika untuk Penelitian.Bandung : Alfabeta
Tulus Tu’u (2004). Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo
Langganan:
Komentar (Atom)
