Minggu, 09 Juni 2013

SKRIPSI HJ JAINAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal itu, pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pendidikan juga salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan. Proses belajar (pendidikan) adalah proses yang mana seseorang diajarkan untuk bersikap setia dan taat dan juga pikirannya dibina dan dikembangkan. Pendidikan bagi bangsa yang sedang berkembang seperti bangsa Indonesia saat ini merupakan kebutuhan mutlak yang harus dikembangkan sejalan dengan tuntunan pembangunan secara tahap demi tahap. Berhasil tidaknya proses belajar mengajar (pendidikan) tergantung dari faktor-faktor dan kondisi yang mempengaruhi proses belajar mengajar. Faktor dan kondisi yang mempengaruhi proses belajar sesungguhnya banyak sekali macamnya, baik ada pada diri siswa sebagai pelajar, pada guru sebagai pengajar, metode mengajar, bahan materi pelajaran harus diterima siswa, maupun sarana dan prasarana. Disiplin merupakan upaya untuk membuat orang berada pada jalur sikap dan perilaku yang sudah ditetapkan pada individu oleh orang tua. Pendidikan disiplin merupakan suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk menanamkan pola perilaku tertentu, kebiasaan-kebiasaan tertentu, atau membentuk manusia dengan ciri-ciri tertentu, terutama untuk meningkatkan kualitas mental dan moral (Sukadji, 2002). Proses belajar yang baik adalah proses belajar yang bisa memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran yang diajarkan. Sikap disiplin dalam belajar sangat diperlukan untuk terwujudnya suatu proses belajar yang baik. Sikap disiplin dalam belajar akan lebih mengasah ketrampilan dan daya ingat siswa terhadap materi yang telah diberikan, karena siswa belajar menurut kesadarannya sendiri serta siswa akan selalu termotivasi untuk selalu belajar, sehingga pada akhirnya siswa akan lebih mudah dalam mengerjakan soal-soal dari materi yang diberikan. Belajar dengan disiplin yang terarah dapat menghindarkan diri dari rasa malas dan menimbulkan kegairahan siswa dalam belajar, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan daya kemampuan belajar siswa. Disiplin adalah kunci sukses dan keberhasilan. Dengan disiplin seseorang menjadi yakin bahwa disiplin akan membawa manfaat yang dibuktikan dengan tindakannya. Setelah berprilaku disiplin, seseorang akan dapat merasakan bahwa disiplin itu pahit tetapi buahnya manis. Disiplin memberikan manfaat yang besar dalam diri seseorang. Sepintas bila kita mendengar kata disiplin maka yang selalu terbayang usaha untuk menyekat, mengawal dan menahan. Padahal tidak demikian, sebab disiplin bermakna melatih, mendidik dan mengatur atau hidup teratur. Artinya kata disiplin itu tidak terkandung makna sekatan, tetapi juga latihan. Untuk itulah kedisiplinan sangat diperlukan dalam usaha meningkatkan suatu kehidupan yang teratur dan meningkatkan prestasi dalam belajar karena sifatnya yang mengatur dan mendidik. Dari kebanyakan orang-orang sukses rasanya tidak ada diantara mereka yang tidak berdisiplin, kedisiplinan yang tertanam dalam setiap kegiatan mereka yang membawa kesuksesan. Hasil pengamatan penulis dan pengalaman guru yang mengasuh siswa dalam pembelajaran IPS di SMAN 2 Persiapan Loa Janan, terlihat masih rendahnya kompetensi yang dicapai oleh siswa kelas XI. Rendahnya kompetensi ditandai dengan prestasi belajar yang belum mencapai standar yang ditetapkan yakni kriteria ketuntasan minimal siswa yaitu 70. Dari hasil penilaian prestasi belajar IPS kelas XI yang dilakukan oleh guru mata pelajaran IPS di SMAN 2 Persiapan Loa Janan, menunjukkan bahwa rata rata nilai prestasi belajar (Nilai rapor) siswa kelas XI khususnya pada pelajaran IPS berada dibawah standar ketuntasan minimal yaitu masih terdapat 40 % siswa tidak tuntas. Prestasi belajar siswa yang rendah dikontribusi oleh berbagai faktor. Secara umum ada dua faktor yang mengkontribusi prestasi belajar siswa dalam belajar, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal yang berasal dari dalam diri siswa seperti kesehatan, inteligensi, bakat, minat, motivasi, disiplin, dan cara belajar, sedangkan faktor yang berasal dari luar seperti keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan sekitar. Diduga faktor yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa kelas XI SMAN 2 Peresiapan Loa Janan pada pelajaran IPS adalah rendahnya kedisiplinan belajar siswa dalam melaksanakan pembelajaran. Fenomena, ini terlihat; (1) Siswa kurang disiplin selama pelaksanaan pembelajaran dengan mencari kesibukan masing masing,; (2) rendahnya kesadaran siswa dalam melaksanakan tugas- tugas yang diberikan; (3) kurangnya ketaatan siswa terhadap aturan aturan yang lelah ditetapkan; (4) Kurangnya tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis merasa perlu untuk mengkaji dan membahas permasalahan tentang hal hal yang berkaitan dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMAN 2 Persiapan Loa Janan dalam pelajaran IPS dengan mengangkat judul penelitian “Hubungan Antara Disiplin Belajar Dengan Prestasi Belajar Bidang Studi IPS pada Siswa Kelas XI SMAN 2 Persiapan Loa Janan Tahun Pembelajaran 2009/2010” B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar bidang studi IPS pada Siswa Kelas XI SMAN 2 Persiapan Loa Janan Tahun Pembelajaran 2009/2010 ?”. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar bidang studi IPS pada Siswa Kelas XI SMAN 2 Persiapan Loa Janan Tahun Pembelajaran 2009/2010. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai hubungan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar sehingga dapat memberikan masukan pada sekolah, guru dan siswa.. Adapunn manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Bagi siswa dengan adanya informasi ini dapat memotivasi mereka untuk lebih disiplin lagi dalam belajar, sehingga mereka memiliki prestasi yang memuaskan 2) Bagi guru dengan adanya informasi ini, maka guru dapat menanamkan kedisiplinan belajar kepada peserta didiknya agar dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 3) Bagi Sekolah sebagai nilai tambah dan perbaikan dalam proses pembelajaran selanjutnya E. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan adalah sebagai berikut : Bab 1 Pendahuluan Bagian pendahuluan berisi tentang alasan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab 2 Dasar Teori Bagian ini berisi tentang dasar teori mengenai disiplin belajar, prestasi belajar , Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar, Definisi Konseptual Bab 3 Metode Penelitian Bagian ini berisi tentang, Jenis Penelitian, Definisi OperasionalPopulasi dan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian, Alat Pengukur Data, Teknik pengumpulan data, dan Teknik analisis data Bab 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan berisi tentang gambaran umum tempat Penelitian, dan Deskripsi data Bab 5 Analisis data dan Pembahasan Bab 6 Penutup berisi kesimpulan dan saran BAB II DASAR TEORI A. Disiplin Belajar 1. Pengertian Disiplin Belajar Kata disiplin berasal dari bahasa latin disibel yang berarti pengikut. Seiring dengan perkembangan zaman, kata tersebut mengalami perubahan menjadi discipline yang artinya kepatuhan atau yang menyangkut tata tertib. Komaruddin dalam Zoni (2007) menyatakan bahwa disiplin adalah suatu keadaan yang menunjukkan suasana tertib dan teratur yang dihasilkan oleh orang orang yang berada di bawah naungan organisasi karena peraturan peraturan yang berlaku dihormati dan ditaati. Alex dalam Rohana (2004) mengemukakan disiplin adalah suatus sikap tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari organisasi, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Ekosiswoyo dan Rachman (2000:97), disiplin hakikatnya adalah pernyataan sikap mental individu maupun masyarakat yang mencerminkan rasa ketaatan, kepatuhan, yang didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah suatu sikap dan perbuatan untuk selalu tepat waktu, patuh, taat, sadar dan bertanggungjawab serta menjalankan aturan aturan yang berlaku dalam suatu organisasi sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan baik secara tertulis maupun tidak tertulis. Disiplin belajar pada dasarnya merupakan suatu perluasan dari disiplin yang dikaitkan dengan tugas seorang individu dalam pekerjaannya. Ali dalam Lily (1995) menyatakan disiplin belajar adalah suatu keadaan dimana sesuatu dalam keadaan tertib dan teratur dari semestinya. Disiplin belajar merupakan suatu ketaatan seseorang dalam menghargai maupun menghormati waktu, tanggungjawab yang telah diberikan baik secara tertulis maupun tidak tertulis yang ditetapkan suatu lembaga/organisasi dalam mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Indikator disiplin belajar yang akan diuraikan dalam permasalahan ini meliputi aspek: (1) ketepatan waktu, (2) ketaatan, dan (3) tanggungjawab. a) Ketepatan waktu Slameto (2005) menjelaskan bahwa siswa yang berdisiplin tinggi, maka siswa tersebut selalu tepat waktu, selalu taat pada tata tertib. Alex dalam Rohana (2004) mengemukakan bahwa adanya keterlambatan seseorang dalam melaksanakan kegiatannya di luar kebiasaan dapat menunjukan indikasi disiplin kerja yang disebabkan oleh karena kemalasan, bila kemalasan seseorang berlarut larut akan mengakibatkan disiplin kerja menurun. Hal ini dapat dilihat dari aspek; tepat waktu dalam belajar, mengerjakan tugas, mengerjakan latihan baik disekolah maupun dirumah, masuk dan keluar kelas, keluar masuk pekarangan sekolah. b) Ketaatan Enco (2005) ketaatan adalah kesanggupan seorang untuk mentaati segala ketetapan, peraturan perundang undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku, mentaati perintah yang diberikan orang yang berwenang, serta kesanggupan untuk tidak melanggar larangan yang telah ditetapkan, baik secara tertulis maupun tidak tertulis. Alex dalam Rohana (2004) mengemukakan bahwa ketaatan merupakan suatu yang penting dalam menegakkan disiplin, adanya pelanggaran pelanggaran terhadap disiplin maka pekerjaan tidak akan dapat terlaksana sebagaimana mestinya. Oleh karena itu seorang siswa yang taat akan dapat dilihat dari aspek: taat kepada peraturan atau tatatertib sekolah, taat terhadap tatatertib di kelas maupun di ruang praktik. c) Tanggungjawab Masalah tanggungjawab merupakan syarat utama dalam pencapaian tujuan suatu kegiatan. Siswanto dalam Zoni (2007) menjelaskan tanggungjawab dapat dilihat dari sikap serta kesadaran yang tinggi dan menunjukkan rasa tanggungjawab yang besar terhadap pekerjaannya. Alex dalam Rohana (2004) mengemukakan bahwa seseorang yang bertanggungjawab di dalam suatu kegiatan, maka orang tersebut akan melaksanakan pekerjaaannya sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkannya. Seorang siswa yang bertanggungjawab akan dapat lihat dari; bertanggungjawab melaksanakan tugas yang diberikan, bertanggungjawab terhadap kewajibannya, bertanggungjawab terhadap pemakaian alat atau barang baik diruang praktik maupun dikelas. Dapat disimpulkan bahwa siswa yang berdisiplin baik dapat dilihat dari indikator; (1) ketepatan waktu, (2) ketaatan, dan (3) tanggungjawab melaksanakan pembelajaran IPS pada SMAN 2 Persiapan Loa Janan. 2. Fungsi Disiplin Berdisiplin akan membuat seorang siswa memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik, juga merupakan suatu proses ke arah pembentukan watak yang baik. Fungsi disiplin menurut Tulus Tu’u (2004:38) adalah: 1) menata kehidupan bersama, Disiplin berguna untuk menyadarkan seseorang bahwa dirinya perlu menghargai orang lain dengan cara menaati dan mematuhi peraturan yang berlaku, sehingga tidak akan merugikan pihak lain dan hubungan dengan sesama menjadi baik dan lancar. 2) membangun kepribadian, Pertumbuhan kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Disiplin yang diterapkan di masing-masing lingkungan tersebut memberi dampak bagi pertumbuhan kepribadian yang baik. Oleh karena itu, dengan disiplin seseorang akan terbiasa mengikuti , mematuhi aturan yang berlaku dan kebiasaan itu lama kelamaan masuk ke dalam dirinya serta berperan dalam membangun kepribadian yang baik. 3) melatih kepribadian, Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin terbentuk melalui latihan. Demikian juga dengan kepribadian yang tertib, teratur dan patuh perlu dibiasakan dan dilatih. 4) pemaksaan, Disiplin dapat terjadi karena adanya penaksaan dan tekanan dari luar, misalnya ketika seorang siswa yang kurang disiplin masuk ke satu sekolah yang berdisiplin baik, terpaksa harus mematuhi tata tertib yang ada di sekolah tersebut. 5) hukuman, Tata tertib biasanya berisi hal-hal positif dan sanksi atau hukuman bagi yang melanggar tata tertib tersebut. 6) menciptakan lingkungan yang kondusif, Disiplin sekolah berfungsi mendukung terlaksananya proses dan kegiatan pendidikan agar berjalan lancar dan memberi pengaruh bagi terciptanya sekolah sebagai lingkungan pendidikan yang kondusif bagi kegiatan pembelajaran. 3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Belajar Terdapat beberapa faktor atau sumber yang dapat menyebabkan timbulnya masalah-masalah yang dapat mengganggu terpeliharanya disiplin. Menurut Ekosiswoyo dan Rachman (2000:100-105), contoh-contoh sumber pelanggaran disiplin antara lain: 1. Dari sekolah ; a) tipe kepemimpinan guru atau sekolah yang otoriter yang senantiasa mendiktekan kehendaknya tanpa memperhatikan kedaulatan siswa. Perbuatan seperti itu mengakibatkan siswa menjadi berpura-pura patuh, apatis atau sebaliknya. Hal itu akan menjadikan siswa agresif, yaitu ingin berontak terhadap kekangan dan perlakuan yang tidak manusiawi yang mereka terima, b) guru yang membiarkan siswa berbuat salah, lebih mementingkan mata pelajaran daripada siswanya, c) lingkungan sekolah seperti: hari-hari pertama dan hari-hari akhir sekolah (akan libur atau sesudah libur), pergantian pelajaran, pergantian guru, jadwal yang kaku atau jadwal aktivitas sekolah yang kurang cermat, suasana yang gaduh, dll 2. Dari keluarga;: a. lingkungan rumah atau keluarga, seperti kurang perhatian, ketidak teraturan, pertengkaran, masa bodoh, tekanan, dan sibuk urusannya masing-masing, b. lingkungan atau situasi tempat tinggal, seperti lingkungan kriminal, lingkungan bising, dan lingkungan minuman keras, Sedangkan Sofchah Sulistyowati (2001:3) menyebutkan agar seorang pelajar dapat belajar dengan baik ia harus bersikap disiplin, terutama disiplin dalam hal-hal sebagai berikut: a. disiplin dalam menepati jadwal belajar, b. disiplin dalam mengatasi semua godaan yang akan menunda-nunda waktu belajar, c. disiplin terhadap diri sendiri untuk dapat menumbuhkan kemauan dan semangat belajar baik di sekolah seperti menaati tata tertib, maupun disiplin di rumah seperti teratur dalam belajar, d. disiplin dalam menjaga kondisi fisik agar selalu sehat dan fit dengan cara makan yang teratur dan bergizi serta berolahraga secara teratur, B. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Dalam proses pendidikan prestasi dapat diartikan sebagai hasil dari proses belajar mengajar yakni, penguasaan, perubahan emosional, atau perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu (Abdullah, 2008) Prestasi belajar adalah hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan kegiatan belajar yang diberikan berdasarkan atas pengukuran tertentu (Ilyas, 2008). Prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang dianggap penting yang diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta, dan rasa maupun yang berdimensi karsa (Syah M, 2006). Jadi prestasi belajar adalah hasil belajar setelah mengikuti program pembelajaran yang dinyatakan dengan skor atau nilai. Pengukuran akan pencapaian prestasi belajar siswa dalam pendidikan formal telah ditetapkan dalam jangka waktu yang bersifat caturwulan dan sering disebut dengan istilah mid semester (UTS) dan ujian akhir semester (UAS), tetapi dalam prestasi belajar diharapkan adalah peningkatan yang dilakukan dalam materi yang diajarkan. .2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Menurut Slameto (2003) dan Suryabrata (2002) secara garis besarnya faktor- faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar dapat dikelompokkan atas : a. Faktor Internal Faktor yang menyangkut seluruh pribadi termasuk kondisi fisik maupun mental atau psikis. Faktor internal ini sering disebut faktor instrinsik yang meliputi kondisi fisiologi dan kondisi psikologis yang mencakup minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan lain-lain. 1) Kondisi Fisiologis Secara Umum Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar seseorang. Orang yang ada dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang ada dalam keadaan lelah. Anak-anak yang kekurangan gizi ternyata kemampuannya berada dibawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi. Anak- anak yang kurang gizi mudah lelah, mudah mengantuk, dan tidak mudah menerima pelajaran. 2) Kondisi Psikologis Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologi. Oleh karena itu semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang. Itu berarti belajar bukanlah berdiri sendiri, terlepas dari faktor lain seperti faktor dari luar dan faktor dari dalam. Faktor psikologis sebagai faktor dari dalam tentu saja merupakan hal yang utama dalam menentukan intensitas belajar seorang anak. Meski faktor luar mendukung, tetapi faktor psikologis tidak mendukung maka faktor luar itu akan kurang signifikan. Oleh karena itu minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampukan-kemampuan kognitif adalah faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa (Djamara:2008) 3) Kondisi Panca Indera Disamping kondisi fisiologis umum, hal yang tak kalah pentingnya adalah kondisi panca indera terutama penglihatan dan pendengaran. Sebagian besar yang dipelajari manusia dipelari menggunakan penglihatan dan pendengaran. Orang belajar dengan membaca, melihat contoh atau model, melakukan observasi, mengamati hasil eksperimen, mendengarkan keterangan guru dan orang lain, mendengarkan ceramah,dan lain sebagainya. 4) Intelegensi/Kecerdasan Intelegensi adalah suatu kemampuan umum dari seseorang untuk belajar dan memecahkan suatu permasalahan. Jika intelegensi seseorang rendah bagaimanapun usaha yang dilakukan dalam kegiatan belajar, jika tidak ada bantuan orang tua atau pendidik niscaya usaha belajar tidak akan berhasil. 5) Bakat Bakat merupakan kemampuan yang menonjol disuatu bidang tertentu misalnya bidang studi matematika atau bahasa asing. Bakat adalah suatu yang dibentuk dalam kurun waktu, sejumlah lahan dan merupakan perpaduan taraf intelegensi. Pada umumnya komponen intelegensi tertentu dipengaruhi oleh pendidikan dalam kelas, sekolah, dan minat subyek itu sendiri. Bakat yang dimiliki seseorang akan tetap tersembunyi bahkan lama-kelamaan akan menghilang apabila tidak mendapat kesempatan untuk berkembang. 6) Motivasi Motivasi memegang peranan penting dalam memberikan gairah, semangat, dan rasa senang dalam belajar sehingga yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar. Mahasiswa yang mempunyai motivasi tinggi sangat sedikit yang tertinggal dalam belajarnya. Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi keberhasilan belajar. Karena itu motivasi belajar perlu diusahakan terutama yang berasal dari dalam diri (motivasi intrinsik) dengan cara senantiasa memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus untuk mencapai cita-cita. b. Faktor Eksternal Faktor yang bersumber dari luar diri individu yang bersangkutan. Faktor ini sering disebut dengan faktor ekstrinsik yang meliputi segala sesuatu yang berasal dari luar diri individu yang dapat mempengaruhi prestasi belajarnya baik itu di lingkungan sosial maupun lingkungan lain (Djamara, 2008). 1) Faktor Lingkungan Faktor lingkungan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu: a) Lingkungan Alami Lingkungan alami seperti keadaan suhu, kelembaban udara berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Belajar pada keadaan udara yang segar akan lebih baik hasilnya daripada belajar pada suhu udara yang lebih panas dan pengap. b) Lingkungan Sosial Lingkungan sosial, baik yang berwujud manusia dan representasinya (wakilnya), walaupun yang berwujud hal yang lain langsung berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Seseorang yang sedang belajar memecahkan soal akan terganggu bila ada orang lain yang mondar-mandir di dekatnya atau keluar masuk kamar. Representasi manusia misalnya memotret, tulisan, dan rekaman suara juga berpengaruh terhadap hasil belajar. 2) Faktor Instrumental Faktor-faktor instrumental adalah yang penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan yang telah dirancang. Faktor-faktor ini dapat berupa : a) Perangkat keras /hard ware misalnya gedung, perlengkapan belajar, alat-alat praktikum, dan sebagainya. b) Perangkat lunak /soft ware seperti kurikulum, program, dan pedoman belajar lainnya. C. Definisi Konseptional Untuk menghidari pengertian yang berbeda-beda penulis perlu menggunakan definisi konsep. ( WJS Poerwa darminta kamus umum bahasa indonesia, 2007: 611). Definisi konsep adalah rancangan atau buram, pendapat (paham); cita-cita dan sebagainya yang telah ada dalam pikiran. Sehubungan dengan penelitian ini maka penulis memberikan batasan definisi konsep sebagai berikut: 1. Disiplin belajar adalah suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan siswa untuk melakukan aktivitas belajar yang sesuai dengan keputusan-keputusan, peraturan-peraturan dan norma-norma yang telah ditetapkan bersama, baik persetujuan tertulis maupun tidak tertulis antara siswa dengan guru di sekolah maupun dengan orang tua. 2. Prestasi Belajar IPS adalah hasil yang dicapai untuk menggambarkan prestasi belajar dalam mempelajari mata pelajaran IPS yang diperoleh di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk angka yang diambil dari nilai rapor pendidikan semester 1 dan semester II pada siswa kelas XI SMAN 2 Persiapan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara tahun pembelajaran 2009/2010. D. Hipotesis Hipotesis adalah suatu kesimpulan yang bersifat sementara atau dugaan sementara yang mungkin benar dan mungkin salah. penolakan dan penerimaan hipotesis tergantung pada hasil-hasil penyelidikan terhadap fakta fakta yang di kumpulkan. WJS Poerwadarminta kamus umum bahasa Indonesia (2007: 420) mengemukakan bahwa hipotesis adalah sesusatu yang dianggap benar untuk alasan atau untuk mengutarakan pendapat meskipun kebenarannya belum dibuktikan. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah merupakan dugaan sementara yang mungkin benar dan mungkin juga salah, sehingga perlu membuktikan kebenarannya melalui penelitian secara ilmiah. Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Ada hubungan antara disiplin belajar siswa dengan prestasi belajar IPS siswa kelas XI SMAN 2 persiapan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara tahun pembelajaran 2009/2010 ”. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan paradigma penelitian yang dilaksanakan ini, penelitian tergolong kedalam penelitian kuantitatif dengan pendekatan positivistik. artinya tujuan akhir dari penlitian dan pengolahan datanya dimaksudkan untuk pengujian hipotesis hanya akan dikenakan terhadap sampel dan hasil akan digeneralisasikan pada populasinya. B. Definisi Operasional Konsep yang terdahulu masih bersifat sangat abstrak sehingga perlu dijabarkan lagi kedalam bentuk kata yang dapat diukur secara empiris atau diubah menjadi definisi operasional. Dengan demikian definisi operasional merupakan petunjuk bagi penelitian dalam pelakasanaan penelitian dan sekaligus untuk mengukur variabel yang akan diteliti . Yang dimaksud dengan variabel penelitian adalah “suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Dalam penelitian ini ada dua variable yang diteliti, yakni: 1. Disiplin Belajar Disiplin belajar dalam penelitian ini berkedudukan sebagai variabel bebas, yaitu variabel yang menjadi sebab timbulnya variable terikat. Disiplin belajar merupakan suatu ketaatan seseorang dalam menghargai maupun menghormati waktu, tanggung jawab yang telah diberikan baik secara tertulis maupun tidak tertulis yang ditetapkan suatu lembaga pendidikan dalam mencapai tujuan lembaga tersebut. Indikator disiplin belajar yang akan diuraikan dalam permasalahan ini meliputi aspek: (1) ketepatan waktu, (2) ketaatan, dan (3) tanggungjawab siswa dalam belajar. a) Ketepatan waktu Ketepatan waktu merupakan pencapaian waktu sesuai dengan apa yang telah ditetapkan. Hal ini dapat dilihat dari aspek: tepat waktu dalam belajar, mengerjakan tugas, mengerjakan latihan baik disekolah maupun dirumah, masuk dan keluar kelas, keluar masuk pekarangan sekolah. b) Ketaatan Kataatan adalah kesanggupan seseoarang untuk mematuhi peraturan baik secara tertulis maupun tidak tertulis, mematuhi perintah yang diberikan oleh guru maupun pihak sekolah serta kesanggupan untuk tidak melanggarnya. Oleh karena itu seorang siswa yang taat akan dapat dilihat dari aspek: taat kepada peraturan atau tata tertib sekolah, taat terhadap tata tertib di kelas maupun di ruang praktik. c) Tanggungjawab Siswa dalam Belajar Tanggungjawab merupakan kewajiban yang harus dipenuhi atau dilaksanakan. Seorang siswa yang bertanggungjawab akan dapat lihat dari aspek;bertanggungjawab melaksanakan tugas yang diberikan, bertanggungjawab terhadap kewajibannya, bertanggungjawab terhadap fasilitas disekolah maupun dikelas. 2. Prestasi Belajar Prestasi belajar siswa diambil dari nilai rapor semester I dan II pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 Persiapan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun Pembelajaran 2009/2010. Nilai tersebut dapat diperoleh dari rekapitulasi nilai yang dimasukan ke buku raport. Dimana pengukuran nilainya dalam bentuk angka C. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini penulis melaksanakan penelitian selama 1 bulan yaitu dari 02 Januari sampai dengan 28 April 2009. Sedangkan dalam penelitian ini penulis menetapkan tempat penelitian di Kelas XI SMA Negeri 2 Persiapan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun Pembelajaran 2009/2010. D. Populasi dan Sampel Menurut Sugiyono ( 2004:117) mengatakan bahwa populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas ; obyek/sunjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada subjek/objek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu. Sedangkan sampel menurut Sugiyono (2004:118) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi, untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative ( mewakili). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/siswi yang beraktivitas sebagai pelajar di SMAN 2 Persiapan Loa Janan yang terlapor pada daftar bulanan 2009 yang berjumlah 21 orang siswa Adapun populasi dalam penelitian ini dapat digambarkan pada tabel sebagai berikut : No Jumlah sesuai Jenis Kelamin Jumlah Populasi 1. Laki – Laki 10 2. Perempuan 11 Jumlah 21 Sumber Data : Dokumentasi SMA Negeri 2 Persiapan Loa Janan Sebagaimana telah penulis kemukakan diatas, bahwa jumlah populasi yang ada di SMPN 2 Persiapan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara yaitu berjumlah 21 orang , mengingat jumlah tersebut dianggap cukup untuk dijadikan responden maka penulis mengambil semua populasi untuk dijadikan responden dari seluruh populasi dengan menggunakan sistem sensus atau sampling jenuh. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2002: 124) mengatakan bahwa : “Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.” Berdasarkan pendapat tersebut diatas, maka penulis tidak mengambil sampel dalam penelitian ini, melainkan semua populasi penulis ambil untuk dijadikan responden, dengan demikian berarti jumlah responden yang akan penulis teliti nantinya yaitu 30 orang. Penentuan sampel jenuh tersebut mengacu pada pendapat Suharsimi Arikunto (2000:128) yang menyatakan bahwa : Bila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya populasi, jika jumlah subyeknya lebih dari 100 dapat diambil antara 10%-15% atau 29%-25% atau lebih, tergatung antara lain kemampuan penelitian dilihat dari waktu, tenaga dan dana. E. Alat Pengukur Data Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan menggunakan metode skala, yaitu suatu metode pengambilan data di mana data-data yang diperlukan dalam penelitian diperoleh melalui pernyataan atau pertanyaan tertulis yang diajukan responden mengenai suatu hal yang disajikan dalam bentuk suatu daftar pertanyaan (Koentjaraningrat, 1994 : 173). Dalam penelitian ini penulis menggunakan skala Skala Likert. Sugiyono (2008:134) mengatakan bahwa skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian ini, fenomena sosial yang menjadi variabel adalah tentang disiplin belajar. Dengan skala likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indicator variabel. Kemudian indicator variabel tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.(Sugiyono : 134). Skala yang digunakan menggunakan lima alternatif jawaban yaitu: Sangat Sering (SR), Sering (S), Cukup Sering (CR), dan Tidak Pernah (TP). Sesuai dengan model skala Likert maka untuk butir pernyataan positif diberi skor untuk jawaban Sangat Sering (SR)=4, Sering (S)=3, Cukup Sering (CS)=2, dan Tidak Pernah (TP)=1, sedangkan untuk pernyataan negatif diberi skor Sangat Sering (SR)=1, Sering (S)=2, Cukup Sering (CS)=3, dan Tidak Pernah (TP)=4. Skala Disiplin belajar siswa disusun dari 3 variabel utama, yaitu: (1) Ketepatan waktu , (2). Ketaatan (3) Tanggung jawab . Kemudian ketiga variabel tersebut di bagai dalam beberapa sub variable dan sub variable di bagi lagi dengan beberapa indicator yang dijabarkan ke dalam 30 item pernyataan, yang terdiri dari item bersifat favorable (positif), dan item bersifat unvaforable (negatif). Untuk distribusi item-item skala disiplin belajar siswa, bisa dilihat pada blue print berikut: Tabel 3.1 Blue print Skala Disiplin Belajar Variabel Sub Variabel Indikator No Item Jumlah Disiplin Belajar Ketepatan waktu a. Belajar b. Bertugas c. Latihan d. Masuk kelas e. Keluar kelas f. Keluar masuk pekarangan sekolah 1,2 3,4 5,6 7,8 9,10 11,12 2 2 2 2 2 2 Ketaatan a. Aturan b. Perintah c. Larangan d. Kesepakatan 13,14,15 16,17,18 19,20 21,22 3 3 2 2 Tanggung jawab a. Tugas b. Kewajiban c. Barang d. Alat 23,24 25,26 27,28 29,30 2 2 2 2 Jumlah 30 F. Teknik Pengumpulan Data Dengan mempertimbangkan jumlah populasi dan sampel, serta spesifikasi responden penelitian dan beragamnya strata atau tingkatan responden yang akan memberikan respon, jawabannya pada pertanyaan-pertanyaan penelitian nantinya, untuk mempermudah proses tersebut maka berikut ini akan dipaparkan teknik-teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dan jenis instrument penelitiannya, antara lain, berupa : 1. Metode Observasi atau pengamatan ( Observation research), dimana dalam metode ini peneliti mengadakan pengamatan langsung dilapangan untuk mencatat gejala yang terdapat pada objek yang diteliti, metode ini akan digunakan dalam penelitian awal atau penjajakan untuk mengetahui keadaan awal dilapangan yaitu di lokasi penelitian SMAN 2 Persiapan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara, serta mengadakan pencatatan terhadap data-data yang diperlukan. 2. Penelitian Kepustakaan ( Library research ), peneliti mengumpulkan data-data dengan mencari kelengkapan dasar teori, pada perpustakaan umum Kabupaten Kutai Kartanegara, Perpustakaan Kampus Universitas Mulawarman serta Perpustakaan Propinsi Kalimantan Timur. 3. Field Work Research yaitu penelitian dilakukan dengan cara langsung terjun langsung dilapangan dengan menggunakan teknik : a. Dokumen atau pemberkasan ( Document Research ), yaitu teknik pengumpulan data yang terpilih secara cermat dengan memperhatikan kemuktahiran sehingga data yang dikumpulkan memiliki tingkat validitas yang tinggi, seperti dokumen profil SMP Negeri 2 Persiapan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara. b. Angket dengan menggunakan Skala Likert Skala Likert menurut Djaali (2008:28) ialah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu gejala atau fenomena pendidikan. Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Nama skala ini diambil dari nama Rensis Likert, yang menerbitkan suatu laporan yang menjelaskan penggunaannya. Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala Likert, responden menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. G. Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Teknik pengolahan data Untuk memperoleh data dalam penelitian ini penulis melakukan langkah langkah sebagai berikut : a. Editing yaitu meneliti semua angket atau kuesioner satu persatu tentang kelengkapan pengisian dan kejelasannya. Skoring yaitu memberi nilai pada setiap data jawaban yang ada dalam angket, yaitu pernyataan positif diberi skor untuk jawaban Sangat Sering (SS)=4, Sering (S)=3, Cukup Sering (CS)=2, dan Tidak Pernah (TP)=1, sedangkan untuk pernyataan negatif diberi skor Sangat Sering (SS)=1, Sering (S)=2, Cukup Sering (CS)=3, dan Tidak Pernah (TP)=4. 2. Teknik Analisa Data Teknik analisa data yang digunakan penulis adalah teknik analisa data kuantitatif, yaitu analisa yang digunakan untuk menguji hubungan variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y), yaitu dengan menggunakan: a. Koefisien Korelasi Product Moment Untuk mengetahui koefisien korelasi x terhadap variabel y digunakan analisis statistik dengan menggunakan pengukuran Koefisien Korelasi Angka kasar (Raw Score) Karl Pearson dengan rumus sebagai berikut : r xy = ( Sugiyono,2004 ) Keterangan : rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y, dua variabel yang di korelasikan (x = X-x˜) dan ( y=Y-y˜) X = Nilai variabel disiplin belajar Y = Nilai variabel prestasi belajar = Jumlah perkalian variable x dan y = Jumlah kuadrat dari x = Jumlah kuadrat dari y = Jumlah nilai X kemudian dikuadratkan = Jumlah nilai y kemudian dikuadratkan n = Jumlah Responden Untuk mengintepretasikan apakah antara variabel X dan variabel Y ada hubungan, maka setelah didapat nilai korelasi dikonsultasikan dengan (r) tabel sebagai berikut : Tabel 3.2 Interpretasi Nilai Korelasi Besarnya nilai r Intepretasi 0,00 – 0,19 0,20 – 0,39 0,40 – 0,59 0,60 – 0,79 0,80 – 1,00 Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat b. Pengujian hipotesis Untuk menguji hipotesis, hubungan antara Problematika disiplin belajar (X) dengan prestasi belajar siswa (Y), maka diadakan pengujian dengan rumus “t” yaitu: Keterangan: n = Jumlah sampel r = Koefisien korelasi BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMAN 2 Persiapan Loa Janan 1. Letak Geografis SMAN 2 Persiapan Loa Janan Berdasarkan pengamatan penelitian serta bersumber dari dokumen sekolah, SMAN 2 Persiapan Loa Janan didirikan pada 27 September 2007 terletak di pinggir jalan Ex PT Cita, Rt:10 Rw:04 Desa Bakungan Kec. Loa Janan kabupaten Kutai Kartanegara provinsi Kalimantan Timur. Sekolah yang bernomor statistik 30.1.16.02.04.002 ini memiliki luas tanah sebesar: 29.992 m2 dan luas bangunan gedung sebesar : 494 m2 letaknya sangat strategis sebab berada di pusat desa Bakungan 2. Keadaan Siswa, Guru Dan Pegawai SMAN 2 Persiapan Loa Janan a. Data Siswa tahun 2012 Berdasarakan data laporan bulanan Januari 2013 jumlah siswa pada SMA 2 Persiapan Loa Janan adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Keadaan siswa Januari 2012 No. Kelas Jenis Kelamin Jumlah laki-laki Perempuan 1 X 13 15 28 2 XI 9 12 21 3 XII 16 15 31 JUMLAH 38 42 80 Sumber : Data Primer 2012 b. Data Guru dan Pegawai Tahun 2012 Berdasarkan data terakhir pada laporan bulan jumlah keseluruhan guru di SMAN 2 Persiapan Loa Janan berjumlah 19 orang dengan data sebagaimana dalam tabel berikut: Tabel 4.2 Rekapitulasi Keadaan Guru, Pegawai SMA 2 Persiapan Loa Janan Bulan Januari 2012 No. Jenis Guru L/P PENDIDIKAN JUMLAH SLTA D-II D-III S-1 S2 1. PNS L 2 1 3 P 2 2 2. GTT L 5 5 P 6 6 3. TU Honor Sekolah L 1 1 P 1 1 4. Penjaga Sekolah L 1 1 P JUMLAH 2 16 1 19 Sumber : Data Primer 2012 3. Keadaan Sarana dan Prasarana Sekolah Tabel 4.3 Keadaan Sarana dan Prasarana Sekolah SMAN 2 Persiapan Loa Janan No. Sarana dan Prasarana Jumlah Keterangan 1 Ruang kepala sekolah 1 Baik 2 Ruang guru 1 Baik 3 Ruang Administrasi 1 Baik 4 Ruang belajar 10 Baik 5 Ruang perpustakaan 0 Baik 6 Ruang ketrampilan 1 Baik 7 Ruang UKS 1 Baik 8 Kursi murid/ Bangku murid 100 Baik 9 Meja murid 100 Baik 10 Meja Kepala sekolah 1 Baik 11 Kursi Kepala sekolah 1 Baik 12 Meja/ Kursi Guru 22 Baik 13 WC Guru 2 Baik 14 WC Murid 2 Baik 15 Rumah dinas 2 Baik 16 Kursi Tamu 4 Baik 17 Lemari Buku 9 Baik 18 LCD proyektor 2 Baik 19 Papan Tulis 10 Baik 20 Papan Absen kelas 10 Baik 21 Komputer 2 Baik Sumber : Data Primer 2012 B. Deskripsi Data Salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan angket yang disebarkan pada responden berdasarkan sampel. Kemudian data yang diperoleh diolah dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dengan menggunakan rumus : P : Prosentase yang dicari F : Frekuensi N : Number of cases Hasil angket dimasukkan dalam tabulasi yang merupakan proses mengubah data dan instrumen pengumpulan data (angket) menjadi tabel-tabel angka (prosentase), dapat dilihat pada tabel-tabel berikut : a. Ketepatan Waktu 1) Pada saat pendidik menjelaskan materi pelajaran, saya selalu menyimak dengan sungguh-sungguh. Jawaban Siswa Frekwensi % Sangat Sering 2 9.52 Sering 10 47.62 Cukup Sering 9 42.86 Tidak Pernah 0 0.00 Jumlah 21 100.00 Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 57,14 % sangat sering dan sering saat pendidik menjelaskan materi pelajaran, selalu menyimak dengan sungguh-sungguh dan 42,86 cukup sering. Hal ini menunjukan bahwa 57,14 siswa menyimak dengan sungguh saat pendidik menjelaskan materi. 2) Mengikuti pelajaran yang diberikan oleh pendidik setiap hari Jawaban Siswa Frekwensi % Sangat Sering 2 9.52 Sering 13 61.90 Cukup Sering 4 19.05 Tidak Pernah 2 9.52 Jumlah 21 100.00 Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 71,42 % sangat sering dan sering mengikuti pelajaran yang diberikan oleh pendidik setiap hari dan 19,05 % cukup sering dan 9,52 % tidak pernah. Hal ini menunjukan bahwa 71,42 % siswa mengikuti pelajaran yang diberikan oleh pendidik setiap hari. Dan sisanya bermasalah dalam mengikuti pelajaran yang diberikan oleh pendidik setiap hari. 3) Mengerjakan tugas yang diberikan oleh pendidik dan mengumpulkannya tepat waktu Jawaban Siswa Frekwensi % Sangat Sering 3 14.29 Sering 10 47.62 Cukup Sering 7 33.33 Tidak Pernah 1 4.76 Jumlah 21 100.00 Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 61,91 % siswa menyatakan sangat sering dan sering menyatakan mengerjakan tugas dan mengumpulkan dengan tepat waktu. Hal ini menunjukan bahwa 71,42 % siswa mengerjakan tugas dan mengumpulkan dengan tepat waktu. Dan sisanya bermasalah dalam mengerjakan tugas dan mengumpulkan dengan tepat waktu. 4) Pada saat mengerjakan tugas secara kelompok, saya sering berperan aktif dalam penyelesaian Jawaban Siswa Frekwensi % Sangat Sering 3 14.29 Sering 9 42.86 Cukup Sering 9 42.86 Tidak Pernah 0 0.00 Jumlah 21 100.00 Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 57,15 % siswa menyatakan saat mengerjakan tugas secara kelompok, sering berperan aktif dalam penyelesaian. Hal ini menunjukan bahwa 57,15 % siswa mengerjakan tugas dan mengumpulkan dengan tepat waktu. Dan 42,86 bermasalah dalam mengerjakan tugas dan mengumpulkan dengan tepat waktu. 5) Mengerjakan soal latihan tepat waktu Jawaban Siswa Frekwensi % Sangat Sering 6 28.57 Sering 4 19.05 Cukup Sering 10 47.62 Tidak Pernah 1 4.76 Jumlah 21 100.00 Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 57,15 % siswa menyatakan saat mengerjakan tugas secara kelompok, sering berperan aktif dalam penyelesaian. Hal ini menunjukan bahwa 57,15 % siswa mengerjakan tugas dan mengumpulkan dengan tepat waktu. Dan 42,86 bermasalah dalam mengerjakan tugas dan mengumpulkan dengan tepat waktu. 6) Saya tidak pernah mengerjakan soal latihan Jawaban Siswa Frekwensi % Sangat Sering 4 19.05 Sering 3 14.29 Cukup Sering 8 38.10 Tidak Pernah 6 28.57 Jumlah 21 100.00 Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 33,34 % siswa menyatakan sering dan sangat sering tidak mengerjakan soal latihan dan 38,10 cukup sering . Hal ini menunjukan bahwa 71,44 % bermasalah dalam mengerjakan soal latihan. Dan 28,56 tidak bermasalah dalam mengerjakan soal latihan. 7) Saya tidak pernah terlambat hadir kesekolah Jawaban Siswa Frekwensi % Sangat Sering 5 23.81 Sering 5 23.81 Cukup Sering 10 47.62 Tidak Pernah 1 4.76 Jumlah 21 100.00 Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 47,62 % siswa menyatakan sangat sering dan sering menyatakan tidak pernah hadir terlambat. Hal ini menunjukan bahwa 47,62 % siswa tidak pernah hadir terlambat. Dan sisanya bermasalah dalam kehadiran 8) Saya berangkat kesekolah pagi-pagi sekali dari rumah agar tidak terlambat Jawaban Siswa Frekwensi % Sangat Sering 1 4.76 Sering 9 42.86 Cukup Sering 8 38.10 Tidak Pernah 3 14.29 Jumlah 21 100.00 Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 57,15 % siswa menyatakan sangat sering dan sering kesekolah pagi-pagi sekali dari rumah agar tidak terlambat. Hal ini menunjukan bahwa 57,15 % siswa kesekolah pagi-pagi sekali dari rumah agar tidak terlambat. Dan 42,85 bermasalah dengan keberangkatan kesekolah. 9) Saat pembelajaran berlangsung saya tidak pernah keluar kelas untuk melakukan hal yang tidak berguna untuk pelajaran Jawaban Siswa Frekwensi % Sangat Sering 5 23.81 Sering 8 38.10 Cukup Sering 8 38.10 Tidak Pernah 0 0.00 Jumlah 21 100.00 Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 61,91 % siswa saat pembelajaran berlangsung saya tidak pernah keluar kelas untuk melakukan hal yang tidak berguna untuk pelajaran . Hal ini menunjukan bahwa 61,91 % siswa tidak pernah keluar kelas untuk melakukan hal yang tidak berguna untuk pelajaran. Dan 38,09 bermasalah dengan saat pembelajaran. 10) Ketika pembelajaran yang tidak saya sukai saya sering mencari alasan untuk keluar dari ruang kelas Jawaban Siswa Frekwensi % Sangat Sering 0 0.00 Sering 9 42.86 Cukup Sering 5 23.81 Tidak Pernah 7 33.33 Jumlah 21 100.00 Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 42,86 % siswa menyatakan sering mencari alasan untuk keluar dari ruang kelas dan 23,81 cukup sering. Hal ini menunjukan bahwa 66,67 % bermasalah dalam mencari alasan untuk keluar dari ruang kelas. Dan 33,33 tidak bermasalah dalam mencari alasan untuk keluar dari ruang kelas. 11) Meminta ijin kepada guru piket ketika ingin meninggalkan sekolah Jawaban Siswa Frekwensi % Sangat Sering 5 23.81 Sering 9 42.86 Cukup Sering 7 33.33 Tidak Pernah 0 0.00 Jumlah 21 100.00 Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 66,67 % siswa menyatakan sangat sering dan sering meminta ijin kepada guru piket ketika ingin meninggalkan sekolah. Hal ini menunjukan bahwa 66,67 % meminta ijin kepada guru piket ketika ingin meninggalkan sekolah,. Dan 33,33 bermasalah dengan ketika ingin meninggalkan sekolah. 12) Melompat jendela atau pagar sekolah Jawaban Siswa Frekwensi % Sangat Sering 0 0.00 Sering 9 42.86 Cukup Sering 7 33.33 Tidak Pernah 5 23.81 Jumlah 21 100.00 Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 42,86 % siswa menyatakan bahwa sering melompat jendela atau pagar sekolah dan 33,33% cukup sering, Hal ini menunjukan bahwa 76,19 % suka melompat jendela dan pagar sekolah dan hanya 23,81 yang tidak melakukannya. b. Ketaatan 13) Memakai seragam sekolah sesuai peraturan sekolah Jawaban Siswa Frekwensi % Sangat Sering 7 33.33 Sering 8 38.10 Cukup Sering 6 28.57 Tidak Pernah 0 0.00 Jumlah 21 100.00 Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 71,43 % siswa menyatakan bahwa sangat sering dan sering memakai seragam sekolah sesuai peraturan sekolah, 28,57 % cukup sering. Hal ini menunjukan bahwa 71,43 % memakai sergam sekolah sesuai peraturan dan sisanya sebaliknya Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa 28,57 % siswa bermasalah dengan memakai seragam sekolah dan 71,43 % tidak bermasalah. 14) Meninggalkan pelajaran tanpa ijin guru bersangkutan Jawaban Siswa Frekwensi % Sangat Sering 0 0.00 Sering 6 28.57 Cukup Sering 7 33.33 Tidak Pernah 8 38.10 Jumlah 21 100.00 Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 28,57 % siswa menyatakan bahwa sering meninggalkan pelajaran tanpa ijin guru dan 33,33 % cukup sering dan 38,10 % siswa tidak meninggalkan pelajaran tanpa ijin guru Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa 61,90 % siswa bermasalah meninggalkan pelajaran dan 38,10 % tidak bermasalah. 15) Memakai gelang, anting, kalung atau aksesoris lainnya (bagi siswa putra) Memakai perhiasan /aksesoris/bersolek secara berlebihan, memakai gelang kaki, tintik lebih sepasang (bagi siswa putri) Jawaban Siswa Frekwensi % Sangat Sering 0 0.00 Sering 7 33.33 Cukup Sering 8 38.10 Tidak Pernah 6 28.57 Jumlah 21 100.00 Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 33,33 % siswa menyatakan sering memakai aksesoris berlebihan dan 38,10 % cukup sering. Dan 28,57 % siswa tidak pernah Hal ini menunjukan bahwa hanya 28,57 % yang tidak memakai aksesoris berlebihan dan 71, 43 % siswa bermasalah dalam memakai pakaian dan asesoris yang berlebihan. 16) Membawa bacaan, gambar atau video porno Jawaban Siswa Frekwensi % Sangat Sering 4 19.05 Sering 3 14.29 Cukup Sering 12 57.14 Tidak Pernah 2 9.52 Jumlah 21 100.00 Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 33,34 % siswa menyatakan bahwa sangat sering dan sering membawa bacaan, gambar atau video porno dan 57,14 cukup sering. Hal ini menunjukan hanya 9,52 % siswa yang tidak membawa bacaan, gambar atau video porno. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa 90,48 % siswa bermasalah dan 9,52 % tidak bermasalah. 17) Membuang sampah tidak pada tempatnya Jawaban Siswa Frekwensi % Sangat Sering 1 4.76 Sering 6 28.57 Cukup Sering 11 52.38 Tidak Pernah 3 14.29 Jumlah 21 100.00 Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 33,33 % siswa menyatakan bahwa sangat sering dan sering membuang sampah tidak pada tempatnya, 32, 38 % cukup sering . Hal ini menunjukan 65,71 % siswa membuang sampah tidakpada tempatnya dan 14,29 membuang sampah pada tempatnya. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa 65,71 % siswa bermasalah dan 14,29 % tidak bermasalah. 18) Mengotori kelas/lingkungan sekolah Jawaban Siswa Frekwensi % Sangat Sering 3 14.29 Sering 6 28.57 Cukup Sering 6 28.57 Tidak Pernah 6 28.57 Jumlah 21 100.00 Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 42,86 % siswa menyatakan bahwa sangat sering dan sering mengotori kelas/linglungan sekolah, 28,57 % cukup sering. Hal ini menunjukan 71,43 % siswa mengotori kelas/lingkungan sekolah dan hanya 28,57 tidak mengotori kelas/sekolah. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa 71,43 % siswa bermasalah dan 28,57 % tidak bermasalah. 19) Menyontek saat ulangan/ujian Jawaban Siswa Frekwensi % Sangat Sering 2 9.52 Sering 7 33.33 Cukup Sering 8 38.10 Tidak Pernah 4 19.05 Jumlah 21 100.00 Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 42,85 % siswa menyatakan bahwa sangat sering dan sering menyontek saat ulangan/ujian, dan 38,10 % cukup sering. Hal ini menunjukan 80,95 % siswa menyontek saat ulangan /ujian dan hanya 19,05 tidak menyontek. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa 80,95 % siswa bermasalah dan 19,05 % tidak bermasalah. 20) Berpakaian tidak semestinya (rok terlalu pendek,panjang celana tidak sesuai ketentuan) Jawaban Siswa Frekwensi % Sangat Sering 2 9.52 Sering 6 28.57 Cukup Sering 10 47.62 Tidak Pernah 3 14.29 Jumlah 21 100.00 Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 38,09 % siswa menyatakan bahwa sangat sering dan sering berpakaian tidak semestinya, dan 47,62 % cukup sering. Hal ini menunjukan 86,71 % berpakaian tidak semestinya dan hanya 14,29 berpakaian semestinya. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa 86,71 % siswa bermasalah dan 14,29 % tidak bermasalah. 21) Mengikuti upacara bendera setiap pelaksanaan upacara Jawaban Siswa Frekwensi % Sangat Sering 4 19.05 Sering 8 38.10 Cukup Sering 7 33.33 Tidak Pernah 2 9.52 Jumlah 21 100.00 Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 57,15 % siswa menyatakan bahwa sangat sering dan sering mengikuti upacara bendera dan 33,33 % cukup sering dan hanya 9,52 tidak mengikuti upacara bendera Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa 57,15 % siswa tidak bermasalah dan sisanya bermasalah. 22) Berpakaian seragam tanpa atribut,tidak lengkap Jawaban Siswa Frekwensi % Sangat Sering 1 4.76 Sering 13 61.90 Cukup Sering 4 19.05 Tidak Pernah 3 14.29 Jumlah 21 100.00 Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 66,66 % siswa menyatakan bahwa sangat sering dan sering berpakaian seragam tanpa atribut, tidak lengkap, dan 19,05 % cukup sering. Hal ini menunjukan 85,71 % berpakaian seragam tanpa atribut dan hanya 14,29 berpakaian seragam dengan atribut lengkap. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa 85,71 % siswa bermasalah dan 14,29 % tidak bermasalah. c. Tanggung Jawab 23) Melalaikan tugas jumat bersih/jumat sehat/pembinaan wali kelas Jawaban Siswa Frekwensi % Sangat Sering 1 4.76 Sering 6 28.57 Cukup Sering 8 38.10 Tidak Pernah 6 28.57 Jumlah 21 100.00 Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 33,33 % siswa menyatakan bahwa sangat sering dan sering melalaikan tugas Jum’at bersih dan 38,10 % cukup sering. Hal ini menunjukan 71,43 % melalaikan tugas dan hanya 28,57% tidak melalaikan tugas Jum’at bersih. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa 71,43 % siswa bermasalah dan 28,57 % tidak bermasalah. 24) Tidak melaksanakan tugas piket Jawaban Siswa Frekwensi % Sangat Sering 1 4.76 Sering 9 42.86 Cukup Sering 6 28.57 Tidak Pernah 5 23.81 Jumlah 21 100.00 Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 47,62 % siswa menyatakan bahwa sangat sering dan sering tidak melaksanakan tugas piket dan 28,57 % cukup sering. Hal ini menunjukan 47,62 % tidak melaksanakan tugas piket dan hanya 23,81% melaksanakan tugas piket. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa 71,43 % siswa bermasalah dan 28,57 % tidak bermasalah. 25) Tidak hadir tanpa keterengan Jawaban Siswa Frekwensi % Sangat Sering 0 0.00 Sering 6 28.57 Cukup Sering 6 28.57 Tidak Pernah 9 42.86 Jumlah 21 100.00 Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 28,57 % siswa menyatakan bahwa sering tidak hadir tanpa keterangan dan 28,57 % cukup sering. Hal ini menunjukan 57,14 % pernah hadir tanpa keterangan dan 42,86 % tidak hadir dengan keterangan. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa 57,14 % siswa bermasalah dan 42,86 % tidak bermasalah. 26) Berbicara sopan pada kepala sekolah,guru,karyawan dan teman Jawaban Siswa Frekwensi % Sangat Sering 0 0.00 Sering 9 42.86 Cukup Sering 8 38.10 Tidak Pernah 4 19.05 Jumlah 21 100.00 Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 42,86 % siswa menyatakan bahwa sering berbicara sopan dan 38,10 cukup sering. Hal ini menunjukan bahwa 80,96 pernah berbicara sopan dan 19,05 % tidak berbicara sopan Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa 19,05 % siswa bermasalah dan 80,96 % tidak bermasalah. 27) Lalai mengembalikan barang milik sekolah Jawaban Siswa Frekwensi % Sangat Sering 0 0.00 Sering 9 42.86 Cukup Sering 8 38.10 Tidak Pernah 4 19.05 Jumlah 21 100.00 Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 42,86 % siswa menyatakan bahwa sering lalai mengembalikan barang milik sekolah, 38,10 % cukup sering dan 19,05 % tidak pernah . Hal ini menunjukan bahwa 80,56 % siswa pernah melalaikan mengembalikan barang sekolah dan 19.05 tidak pernah Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa 80,56 % siswa bermasalah dan 19,05 % tidak bermasalah. 28) Merusak fasilitas sekolah, mencoret-coret tembok dilingkungan sekolah Jawaban Siswa Frekwensi % Sangat Sering 0 0.00 Sering 10 47.62 Cukup Sering 7 33.33 Tidak Pernah 4 19.05 Jumlah 21 100.00 Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 47,62 % siswa menyatakan bahwa sering merusak fasilitas sekolah, mencoret tembok, 33,33 % cukup sering dan 19,05 % tidak pernah. Hal ini menunjukan bahwa 80,56 % siswa pernah merusak fasilitas sekolah, mencoret tembok dan 19.05 tidak pernah Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa 80,56 % siswa bermasalah dan 19,05 % tidak bermasalah. 29) Mengambil alat pembelajaran tanpa ijin Jawaban Siswa Frekwensi % Sangat Sering 2 9.52 Sering 7 33.33 Cukup Sering 9 42.86 Tidak Pernah 3 14.29 Jumlah 21 100.00 Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 42,85 % siswa menyatakan bahwa sangat sering dan sering mengambil alat pembelajaran tanpa izin, 44,86 % cukup sering dan 14, 29 % tidak pernah. Hal ini menunjukan bahwa 87,71 % siswa pernah mengambil alat pembelajaran tanpa izin dan 14,29 tidak pernah Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa 87,71 % siswa bermasalah dan 14,29 % tidak bermasalah. 30) Merawat dan memelihara alat pembelajaran dengan baik Jawaban Siswa Frekwensi % Sangat Sering 2 9.52 Sering 14 66.67 Cukup Sering 5 23.81 Tidak Pernah 0 0.00 Jumlah 21 100.00 Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 76,19 % siswa menyatakan bahwa merawat dan memelihara alat pembelajaran dengan baik, 23.81 % cukup sering sedangkan yang tidak pernah tidak ada Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa seluruh siswa memeilihara dan merawat alat pembelajaran dengan baik. BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil angket yang diperoleh dari hasil penyebaran angket terhadap 21 siswa kelas XII SMA Negeri 2 Persiapan Loa Janan yang berisi pertanyaan tentang disiplin belajar. Angket yang diberikan sebanyak 30 soal. Skor paling tinggi 4 dan skor paling rendah yaitu 1. Jadi skor tertinggi adalah 30 x 4 = 120 dan skor terendah 30 x 1 = 30. Karena jumlah sampel pada penelitian ini adalah 21 siswa sehingga jumlah skor paling tinggi pada setiap soal 21 x 4 =84. Untuk menganalisa setiap indikator disiplin belajar, peneliti menghitung mengambil nilai porsentase rata-rata dari tiap pernyataan siswa dengan menggunakan skala porsentase seperti pada tabel 4.4 Tabel 4,4 Skala prosentase No Prosentase (%) Penafsiran 1 60 % – 99 % Sebagian Besar 2. 51% – 59% Lebih dari setengahnya 3. 50% Setengahnya 4 5. 40% – 49% 1% - 39 % Hampir setengahnya Sebagian kecil Data hasil angket di bagi dalam beberapa indikator disiplin belajar dengan jumlah soal yang berbeda untuk indikator ketepatan waktu terdiri dari 12 item soal, ketaatan terdiri dari 10 item soal, tanggung jawab 8 item soal. Dari beberapa indikator tersebut di rincikan dengan membuat rata-rata dari setiap item pernyataan dan di tarik kesimpulan untuk mengetahui seberapa banyak porsentase siswa yang memiliki masalah dan tidak bermasalah terhadap disiplin belajar yang dinilai dari jawaban angket, untuk mengetahui hal tersebut peneliti membuat tabel perbandingan sebagai berikut: Tabel 4.5 Perbandingan porsentase siswa yang bermasalah dan tidak bermasalah dengan Disiplin Belajar. Variabel Sub Variabel % rata-rata Siswa bermasalah Penafsiran % rata-rata Siswa tidak bermasalah Penafsiran Disiplin Belajar Ketepatan Waktu 47.23 Hampir setengahnya 52.77 Lebih dari setengah Ketaatan 70.44 Sebagian Besar 29.56 Sebagian Kecil Tanggung Jawab 59.52 Lebih dari setengah 40.48 Hampir setengahnya Rata-Rata 59.06 Lebih dari setengah 40.94 Hampir setengahnya Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar 1. Analisis Nilai Rata-rata Porsentase Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat diambil beberapa kesimpulan yang berhubungan dengan beberapa nilai rata-rata beberapa indikator disiplin belajar sebagai berikut: a. Permasalahan kedisiplinan belajar yang berhubungan dengan ketepatan waktu pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 Persiapan Loa Janana kabupaten Kutai Kartanegara diperoleh kesimpulan bahwa hampir setengahnya siswa atau 47,23 % siswa mengalami masalah terhadap kedisiplinan belajar yang berhubungan dengan ketepatan waktu. b. Permasalahan kedisiplinan belajar yang berhubungan dengan ketaatan pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 Persiapan Loa Janana kabupaten Kutai Kartanegara diperoleh kesimpulan bahwa sebagian besar siswa atau 70,44 % siswa mengalami masalah terhadap kedisiplinan belajar yang berhubungan dengan ketaatan c. Permasalahan kedisiplinan belajar yang berhubungan dengan tanggung jawab pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 Persiapan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara diperoleh kesimpulan bahwa lebih dari setengahnya siswa atau 59,52 % siswa mengalami masalah terhadap kedisiplinan belajar yang berhubungan dengan tanggung jawab. Dari rata-rata beberapa indikator disiplin belajar akan dijadikan acuan untuk mengambil kesimpulan tentang kedisiplinan belajar siswa kelas XI SMA Negeri 2 Persiapan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara secara keseluruhan berada pada porsentase rata-rata 59,06 atau lebih dari setengahnya siswa bermasalah terhadapan kedisiplinan belajar. 2. Hubungan Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar Data tentang hubungan disiplin belajar dan prestasi belajar , diperoleh dengan angket yang dibagikan kepada 21 siswa kelas XI SMA Negeri 2 Persiapan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara yang merupakan sampel dari penelitian ini, kemudian di isi berdasarkan pernyataan siswa, untuk mengetahui seberapa besar hubungan disiplin belajar dengan prestasi belajar siswa. Data Disiplin belajar diperoleh dari skor rata-rata indikator disiplin belajar. Data tersebut dapat terlihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.6 Data Hasil Angket Siswa No. RESPONDEN DISIPLIN BELAJAR 1 R1 70.83 2 R2 69.17 3 R3 70.00 4 R4 75.00 5 R5 73.33 6 R6 65.83 7 R7 67.50 8 R8 69.17 9 R9 55.00 10 R10 65.83 11 R11 66.67 12 R12 76.67 13 R13 63.33 14 R14 70.00 15 R15 69.17 16 R16 67.50 17 R17 66.67 18 R18 68.33 19 R19 68.33 20 R20 75.83 21 R21 62.50 RATA-RATA 68.41 Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar Berdasarkan data di atas diketahui bahwa disiplin belajar siswa dengan skor rata-rata 68,41 yang diperoleh dari nilai komulatif 30 pernyataan yang di jawab oleh siswa pada soal angket. Berdasarkan hasil perhitungan data angket yang disebarkan kepada 21 siswa itu, diperoleh skor yang jumlahnya berada diantara 55,00 -76,67 , dengan skor tertinggi 76,67 dan terendah 55,00 Berdasar analisis dari tabel diatas diketahui bahwa kriteria skor rata-rata disiplin belajar siswa 68,51 sehingga bisa dikemukakan bahwa kedisiplinan belajar di SMAN 2 Persiapan Loa Janan kelas XI cukup baik. Hasil penilaian skor cukup baik tersebut diambil dari kriteria sebagai berikut : skor 76 - 100 = baik , skor 51 - 75 = cukup baik , skor 26 - 50 = kurang , skor 0 - 25 = tidak baik. Tabel 4.7 Prestasi Belajar Siswa kelas XI SMA Negeri 2 Persiapan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun Pelajaran 2009/2010 NO. RESPONDEN PRESTASI BELAJAR 1 R1 72.00 2 R2 73.00 3 R3 72.00 4 R4 77.00 5 R5 74.00 6 R6 68.00 7 R7 69.00 8 R8 70.00 9 R9 60.00 10 R10 65.00 11 R11 68.00 12 R12 79.00 13 R13 67.00 14 R14 72.00 15 R15 72.00 16 R16 70.00 17 R17 69.00 18 R18 71.00 19 R19 70.00 20 R20 75.00 21 R21 65.00 RATA-RATA 70.38 Sumber Data : Nilai raport siswa semester I Berdasarkan data di atas diketahui bahwa prestasi belajar siswa dengan skor rata-rata 70,38 yang diperoleh dari nilai rapor semester I, diperoleh nilai yang jumlahnya berada diantara 65,00 -79,00 , dengan skor tertinggi 79 dan terendah 65. Berdasar analisis dari tabel diatas diketahui bahwa kriteria nilai rata-rata prestasi belajar siswa 70,38 sehingga bisa dikemukakan bahwa prestasi belajar di SMAN 2 Persiapan Loa Janan kelas XI cukup baik 3. Analisis Korelasi Untuk mengetahui besarnya hubungan disiplin belajar dengan prestasi belajar siswa SMA Negeri 2 Persiapan Loa Janan , Penulis menggunakan rumus rumus product moment angka kasar (Raw Score) dari Karl Pearson dengan rumus sebagai berikut: r xy = Keterangan : rxy = Tingkat korelasi product moment X = Variabel bebas ( disiplin belajar) Yaitu hasil dari rata-rata indikator disiplin belajar yang di ambil dari angket siswa Y = Varibel terikat (prestasi belajar siswa) Yaitu besarnya prestasi belajar siswa disekolah, diambil dari nilai raport semester I Untuk membantu memudah kan menganalisa data sesuai variabel yang ada dalam rumus tersebut dan menjawab rumusan masalah dan tujuan yang ditetapkan dalam penelitian ini yaitu apakah ada hubungan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar bidang studi IPS pada Siswa Kelas XI SMAN 2 Persiapan Loa Janan Tahun Pembelajaran 2009/2010 maka digunakan tabel Hitung tentang Hubungan Disiplin belajar (X) Dengan Prestasi Belajar Siswa (Y) siswa kelas VI SMA Negeri 2 Persiapan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai berikut : Tabel 4.8 Tabel Hitung tentang Hubungan Disiplin belajar (X) Dengan Prestasi Belajar Siswa (Y) siswa kelas VI SMA Negeri 2 Persiapan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara No. Nama Siswa X Y XY X² Y² 1 R.01 70.83 72 5099.8 5016.9 5184.0 2 R.02 69.17 73 5049.4 4784.5 5329.0 3 R.03 70 72 5040.0 4900.0 5184.0 4 R.04 75 77 5775.0 5625.0 5929.0 5 R.05 73.33 74 5426.4 5377.3 5476.0 6 R.06 65.83 68 4476.4 4333.6 4624.0 7 R.07 67.5 69 4657.5 4556.3 4761.0 8 R.08 69.17 70 4841.9 4784.5 4900.0 9 R.09 55 60 3300.0 3025.0 3600.0 10 R.10 65.83 65 4279.0 4333.6 4225.0 11 R.11 66.67 68 4533.6 4444.9 4624.0 12 R.12 76.67 79 6056.9 5878.3 6241.0 13 R.13 63.33 67 4243.1 4010.7 4489.0 14 R.14 70 72 5040.0 4900.0 5184.0 15 R.15 69.17 72 4980.2 4784.5 5184.0 16 R.16 67.5 70 4725.0 4556.3 4900.0 17 R.17 66.67 69 4600.2 4444.9 4761.0 18 R.18 68.33 71 4851.4 4669.0 5041.0 19 R.19 68.33 70 4783.1 4669.0 4900.0 20 R.20 75.83 75 5687.3 5750.2 5625.0 21 R.21 62.5 65 4062.5 3906.3 4225.0 ∑ = N=21 1436.7 1478.0 101508.7 98750.4946 104386 Sumber : Data (X) dari tabel 4.4 Hasil angket siswa dan data (Y) dari tabel 4.5 Nilai Raport semester I. r xy = r xy = = = = 0,796 Berdasarkan nilai korelasi diatas dapat diambil kesimpulan adanya korelasi positif sebesar 0,796 antara disiplin belajar dan prestasi belajar dengan pengertian semakin tinggi disiplin belajar pada siswa akan semakin tinggi prestasi belajarnya. Adanya disiplin siswa akan memberikan dampak yang positif terhadap prestasi belajar. Dalam artian disiplin siswa yang tinggi akan dapat menghasilkan prestasi belajar yang optimal, sebab semakin tinggi ketepatan waktu ketaatan siswa menaati semua peraturan dan norma-norma yang berlaku di sekolah serta tanggung jawab siswa maka akan semakin baik prestasi belajar yang diperolehnya. 4. Pengujian Signifikansi Korelasi Sederhana Untuk mengetahui apakah hasil perhitungan korelasi sederhana signifikan atau tidak, maka diperlukan uji signifikansi dengan uji t, adapun rumusnya adalah Keterangan: th = Uji Signifikansi n = Jumlah sampel r = Koefisien korelasi th > t t = Korelasi signifikan th < t t = Korelasi tidak signifikan Bila diterapkan pada hasil perhitungan korelasi di atas, hasilnya adalah : Uji signifikansi : r = 0.796 =7,694 Kemudian t hitung( th ) tersebut dibandingkan dengan t tabel ( tt ), hasilnya menunjukan bahwa korelasi tersebut signifikan karena th lebih besar dari tt (7,694>2.048) dengan derajat kebebasan 19 (n-2) (nilai t tabel dapat dilihat dalam daftar tabel t) Berdasarkan perbandingan angka t tabel didapat t tabel = 2.048. harga t hitung = 7,694 > t tabel maka ho ditolak, ha diterima kesimpulan terdapat hubungan positif yang kuat dan signifikan antara disiplin belajar dan prestasi belajar sebesar=0,796 B. Pembahasan 1, Hasil Angket a. Disiplin Belajar Dari rata-rata porsentase beberapa indikator disiplin belajar akan dijadikan acuan untuk mengambil kesimpulan tentang Hubungan disiplin belajar dengan prestasi belajar pada 21 siswa kelas XI SMA Negeri 2 Persiapan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara adapun indikator disiplin belajar yang ditemui dari hasil angket siswa kelas XI SMA Negeri 2 Persiapan Loa Janan adalah sebagai berikut: 1. Permasalahan kedisiplinan belajar yang berhubungan dengan ketepatan waktu pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 Persiapan Loa Janan kabupaten Kutai Kartanegara diperoleh kesimpulan bahwa hampir setengahnya siswa atau 47,23 % siswa mengalami masalah terhadap kedisiplinan belajar yang berhubungan dengan ketepatan waktu melihat hasil angket perlu adanya binaan dan perbaikan terhadap siswa 2. Permasalahan kedisiplinan belajar yang berhubungan dengan ketaatan pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 Persiapan Loa Janana kabupaten Kutai Kartanegara diperoleh kesimpulan bahwa sebagian besar siswa atau 70,44 % siswa mengalami masalah terhadap kedisiplinan belajar yang berhubungan dengan ketaatan. Melihat hasil angket tentang ketaatan siswa yang sebagian besar siswa di kategori bermasalah terhadap ketaatan hal ini perlu di lakukan tindakan perbaikan secepatnya 3. Permasalahan kedisiplinan belajar yang berhubungan dengan tanggung jawab pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 Persiapan Loa Janan kabupaten Kutai Kartanegara diperoleh kesimpulan bahwa lebih dari setengahnya siswa atau 59,52 % siswa mengalami masalah terhadap kedisiplinan belajar yang berhubungan dengan tanggung jawab. Melihat hasil angket tentang indikator tanggung jawab perlu dilakukan tindakan perbaikan Secara keseluruhan dari berbagai indikator disiplin belajar yang diperoleh dari hasil angket 30 pernyataan yang porsentase berdasarkan kesamaan pernyataan dari 21 siswa kelas XI SMA Negeri 2 Persiapan Loa Janan diperoleh 59,52 % atau lebih dari setengah dari siswa yang dinyatakan memiliki masalah terhadap disiplin belajar yang perlu dibina atau diperbaiki. Berdasarkan hasil angket menunjukan disiplin belajar siswa kelas XI SMA Negeri 2 Persiapan Loa Janan perlu dilakukan penangan khusus karena disiplin belajar memiliki hubungan yang kuat dengan prestasi belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Sofchah Sulistyowati (2001:3) menyebutkan agar seorang pelajar dapat belajar dengan baik ia harus bersikap disiplin. b. Hubungan Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar Dari perhitungan nilai korelasi dan Uji signifikansi telah diperoleh rxy sebesar 0,796. Jika diperhatikan, maka Angka Indeks Korelasi yang telah diperoleh tidak bertanda negatif. Ini berarti korelasi antara variabel X (disiplin belajarl) dengan variabel Y (prestasi belajar) terdapat hubungan yang searah; dengan istilah lain : terdapat korelasi yang positif diantara kedua variabel tersebut. Apabila dilihat besarnya rxy yang diperoleh ini, yaitu : 0,796 ternyata terletak antara 0,60 – 0,79. dapat dinyatakan bahwa korelasi antara variabel X dan variabel Y ialah korelasi yang tergolong kuat . Dengan demikian secara sederhana dapat penulis berikan interpretasi terhadap rxy tersebut, yaitu bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara variabel X dan variabel Y. Dengan demikian hipotesis dari penelitian ini yaitu” Ada hubungan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMA Negeri 2 Persiapan Loa Janan Kutai Kabupaten Kartanegara Tahun Pembelajaran 2009/2010. ”. Dapat terbukti kebenarannya sehingga hipotesis ini dapat diterima. BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisa dan kesimpulan yang telah dilakukan, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Siswa kelas XI SMA Negeri 2 Persiapan Loa Janan sebanyak 59,52 % atau lebih dari setengah dari siswa dinyatakan mengalami masalah terhadap disiplin belajar yang perlu diperbaiki atau dibina. 2. Prestasi belajar siswa kelas XI SMA Negeri 2 Persiapan Loa Janan berdasarkan nilai rata-rata raport yaitu 70,38 dengan porsentase ketuntasan belajar 61, 90 % tuntas dan 38, 10 tidak tuntas (tidak mencapai standar KKM ≥ 70) 3. Terdapat korelasi yang positif yang signifikan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar siswa dengan kriteria korelasi kuat atau dengan istilah lain semakin baik disiplin belajar siswa maka akan semakin tinggi prestasi belajar siswa. . B. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas peneliti mengemukakan beberapa saran sebagai berikut : 1. Disiplin dalam belajar sangat diperlukan agar tujuan pembelajaran bisa tercapai maksimal. Pihak sekolah dalam penelitian ini SMA Negeri 2 persiapan Loa janan disarankan untuk selalu meningkatkan kedisiplinan siswa dalam belajar di sekolah 2. Untuk para guru, karena sekolah merupakan lembaga pendidikan setelah keluarga hendaklah memperhatikan perkembangan siswa terutama yang mempunyai prestasi rendah atau mempunyai kesulitan dalam belajar sebab banyak hal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa termasuk disiplin belajar. 3. Disiplin belajar yang baik berperan dalam meningkatkan prestasi belajar, karena itu disarankan kepada siswa untuk dapat memiliki kedisiplinan belajar yang baik seperti, dalam ketepatan waktu mengikuti mata pelajaran, mengerjakan tugas, serius dalam proses belajar dan aktifitas lainnya, ketaatan dalam mengikuti peraturan serta rasa tanggung jawab semua itu dilakukan tanpa rasa berat, bosan dan malas tetapi sudah merupakan kebutuhan 4. Untuk peneliti selanjutnya, dalam penelitian ini ada beberapa kekurangan seperti hanya terdapat dua variabel dan jumlah sampel. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan sampel yang lebih banyak dan meneliti variabel-variabel lain yang berhubungan dengan prestasi belajar siswa DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Bahri, Djamarah. (2002).Psikologi Belajar.Jakarta : Rineka Cipta Bahri, Djamarah. (2002).Strategi Belajar Mengajar.Jakarta : Rineka Cipta Budiningsih, C Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran.Jakarta : Rineka Cipta Dalyono. (2009). Psikologi Pendidikan.Jakarta : Rineka Cipta Enco. (2005). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya Muhibbin, Syah. (2000). Psikologi Pendidikan dengan Suatu Pendekatan baru. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Nurhadi 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda Karya Purwanto . 2004. Psikologi Pendidikan . Bandung : Remaja Rosda Karya. Riduwan. (2005). Dasar-Dasar Statistika.Bandung : Alfabeta Slamento (2003). Bimbingan di Sekolah. Jakarta: Bina Aksara. Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Rosdakarya Sugiono. (2008).Statistika untuk Penelitian.Bandung : Alfabeta Tulus Tu’u (2004). Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo